Mohon tunggu...
Junus Barathan.
Junus Barathan. Mohon Tunggu... Guru - Profesional.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Purna Tugas PNS Guru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pekerja Harian

26 Juni 2019   11:49 Diperbarui: 26 Juni 2019   11:51 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Moheng setiap hari ke palabuhan tempat kapal-kapal dari daerah lain berlabuh. Pak Moheng sangat sibuk mengangkat barang-barang dari atas kapal ke mobil yang akan mengantarkan orang-orang ke tempat tujuan. 

Mengapa pak Moheng menjadi kuli ? Dia berusaha dengan tenaganya, baginya itulah yang dapat disumbangkan untuk mencari nafkah menghidupi istri dan anaknya serta dirinya sendiri. Sekalipun dia tak terpandang sebagai orang yang mulia disisi masyarakat, tetapi pak Moheng mempunyai keteguhan iman kepada Tuhan. 

Pak Moheng sangat rajin mengerjakan shalat dan mempunyai hati yang baik, tidak pernah menaruh dendam kepada siapapun juga, dan diapun terkenal orang yang baik hati di kampungnya. Walaupun kehidupannya sedemikian rupa, namun dihadapinya dengan lapang dada dan hati yang tenang, serta wajahnya yang selalu berseri-seri. 

Sekalipun dia seorang kuli, tetapi hatinya penuh dengan iman dan takwa kepada Allah, maka keimanan itulah yang membawa dia memiliki sifat-sifat yang baik. Pak Moheng selalu ingat pada firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 13, yang artinya :

 "Semulia-mulia kamu di sisi Allah, ialah orang yang takut kepada Tuhan" 

Manusia walaupun bagaimana juga tinggi pangkatnya di dunia ini, apabila dia tidak beriman kepada Allah, jiwanya kosong dari mengingat Allah, amalnya tidak ada yang akan kekal untuk hidupnya dikemudian hari, maka orang itu tentulah orang yang hidup merugi. 

Kalau kita melihat seorang pembesar meninggal, dia ditangisi, diantarkan ke kuburan dengan puluhan mobil yang beriringan, dan diupacarakan dengan cara kebesaran, tetapi apabila amal baiknya tidak ada dan dia manusia yang tidak mau mengenal Tuhanya, maka setelah masuk ke dalam pangkuan bumi, bagaimanakah nasibnya?. 

Apabila pak Moheng meninggal dunia, walaupun dia orang yang miskin harta, tetapi jiwanya tidak miskin dan sekalipun tak ada yang mengantarkannya ke kuburan, melainkan hanya beberapa orang saja, dia tetap bahagia, karena amal ibadahnya akan menjadi teman di dalam kuburnya. Dan orang-orang akan mengatakan :

 "Alangkah berbahagianya pak Moheng, dia wafat dengan tenang, kembali ke hadirat Allah dengan wajah yang berseri-seri". 

Singosari, 26 Juni 2019

@J.Barathan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun