Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Datang Provinsi Tapanuli Terbentuk

7 Maret 2013   05:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:11 2377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan gubernur Sumatera Utara yang tengah berlangsung tidak memberikan berkah yang positif seperti yang diharapkan. Siapapun yang memenangkan Pilgub Sumut itu termasuk pasangan Ganteng sekalipun tak akan membawa perubahan berarti bagi Sumatera Utara. Hasil Pilgub 2013 justru akan menguntungkan bagi upaya keadilan masyarakat untuk pemerataan pembangunan di Sumatera Utara berupa pemekaran Sumut. Wacana dan upaya pembentukan provinsi baru Tapanuli justru menemukan momentumnya setelah Pilkada Sumut ini.

Upaya pemekaran Sumut terhenti sejak terbunuhnya Abdul Azis Angkat, Ketua DPRD Sumatera Utara pada tahun 2005 lalu akibat dipukuli oleh para pendukung pembentukan Provinsi Tapanuli di depan kantor DPRD Sumatera Utara.

Adalah Megawati Soekarnoputri yang secara tidak blatant menyerukan agar orang Batak mendukung Effendi Simbolon. Dukungan dan pernyataan Megawati ini jelas menimbulkan kesan bahwa pendukung Effendi Simbolon hanyalah orang Batak. Seharusnya dalam kampanye Megawati menghindari pernyataan seperti itu karena pada dasarnya Sumatera Utara bukan identik dengan Batak. Sumatera Utara adalah tempat tinggal berbagai suku seperti Melayu, Jawa, Batak, dan sebagainya. Cara kampanye yang seperti ini akan mengurangi simpati non-Batak secara psikologis.

Pun kenyataannya warga Batak di Sumatera Utara bukanlah kelompok mayoritas. Jika Effendi Simbolon menang, yang terjadi jutru karena perpecahan etnik lain dan kelompok agama lain yang tidak solid. Jika soliditas kaum muslim tercipta - dengan segala dinamika perpindahan suara antar calon yang terpecah - maka pasangan Ganteng akan menang dalam Pilkada Gubernur Sumut 2013.

Maka diutuslah Joko Widodo untuk mendongkrak popularitas Effendi Simbolon. Masalahnya adalah beda langit dan bumi antara Effendi MS Simboolon dengan Joko Widodo. Maka kedatangan Jokowi ke Sumatera Utara justru akan menghidupkan kembali niatan untuk membentuk Provinsi Tapanuli kembali menyala. Dengan kekalahan Effendi Simbolon sebagai perwakilan marga Batak terbesar, maka jelas akan menimbulkan kekecewaan akibat aspirasi politik dan pembangunan warga Batak mampat khususnya di daerah Tapanuli Raya.

Biarpun Jokowi datang, tetap saja tidak akan mempu memenangkan Effendi Simboolon. Yang terjadi justru Jokowi datang pada akhirnya mengilhami dan mendorong terbentuknya Provinsi Tapanuli sebagai solusi politik dan pembangunan di Sumatera Utara.

Salam bahagia ala saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun