Mohon tunggu...
Nicko Steven Wijaya
Nicko Steven Wijaya Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer

Komitmen untuk sharing pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

1 Tahun Lagi, Anda Ingin hidup Anda Seperti Apa

19 September 2019   08:18 Diperbarui: 19 September 2019   08:43 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Trainer - Motivator |

Ketika kita sedang mendapat masalah dan teman kita datang dengan kata-kata inspiratifnya, 

"Bro,hidup itu santai saja, semua pasti akan berlalu, hidup itu seperti air mengalir saja."

Kedengarannya sangat menenangkan dan memotivasi untuk tidak terpuruk dalam keadaan mental yang jelek. Tapi dengan mengambil filosofi seperti air mengalir, apakah kita tahu air itu mengalir kemana? Apakah mengalir ke laut yng luas dan indah, banyak lumba-lumbanya, karang laut nya bagus. Ataukah akan mengalir ke saluran pembuangan atau selokan yang bau, kotor, dan mungkin saja membuat orang yang lain susah karena selokannya tersumbat dan menyebabkan banjir.

Ya,itulah filosofi air yang sebenarnya. Kita harus tahu tujuan air itu akan mengalir kemana. Karena tujuan akhir lah yang menentukan. Memang semua akan berlalu, seperti kata teman kita tadi, karena tanpa berbuat apa-apa pun, waktu akan terus berjalan dan semuanya pasti tetap akan berlalu. 

Seperti dalam hidup, kita harus punya yang namanya tujuan hidup atau goal. Tanpa goal kita akan seperti layang-layang putus yang tidak akan tahu akan berhenti dimana, akan seperti apa hidup kita. Dan kebanyakan jika hidup seperti layangan tadi, tujuannya tidak seperti yang kita inginkan.

Ada 3 cara membuat goal agar goal sesuai dengan yang kita inginkan dan kemungkinan berhasil bisa sampai 100%, bahkan lebih dari yang kita harapkan.

1. Membuat goal atau mimpi yang tinggi.

Seperti dikatakan Presiden RI-1, Soekarno. "Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang". Saya sendiri mengartikan kalimat Beliau adalah dengan mempunyai mimpi yang tinggi setinggi langit, ketika goal itu tercapai kita akan sangat senang dan bahagia. Dan misalnya jika goal setinggi langit itu tidak tercapai, kita tetap sampai di goal yang bagus, goal setinggi bintang. 

Misal ketika anda ingin menjadi atlet terbaik di dunia dalam salah satu cabang olahraga, bermimpi menjadi nomor satu dunia, mengerahkan tenaga dan waktu untuk berlatih keras, lebih rajin dari atlet lain yang hanya hidup seperti air mengalir.

 Sampailah  pada pertandingan final, memperebutkan juara 1. Dan ternyata anda kalah di final. Walaupun kalah, tidak mencapai goal setinggi langit kita untuk menjadi nomor satu dunia, tapi tetap kita masih menjadi salah satu yang terbaik, menjadi juara2. Jatuh dari juara1 (goal setinggi langit) ke juara2 (jatuh di antara bintang-bintang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun