Mohon tunggu...
Dini Arini
Dini Arini Mohon Tunggu... Wirausaha -

Experienced Owner with a demonstrated history of working in the restaurants industry. Skilled in Event Planning, Advertising, Sales, Strategic Planning, and Marketing Strategy. Strong business development professional with a Sarjana Ekonomi focused in Economic from UNKRIS-Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Membenci, Hadirkan Cinta sebagai Panglima

22 Mei 2017   15:56 Diperbarui: 22 Mei 2017   16:00 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benci dan Cinta  itu adalah hal  bersebrangan, namun terkadang dua hal tersebut terjadi dalam kondisi yang bersamaan. Semakin kita rasakan benci itu, maka Cinta itu sendiri semakin matang. Namun tak jarang ada pecinta yang amat sangat, pada akhirnya membenci keputusannya.  Benci dan Cinta itu adalah soal rasa, Tuhan memberikan manusia sebongkah hati sebagai ungkapan sebuah rasa, dan disanalah bersemayam perasaan cinta dan benci itu. Walau mereka berdua tinggal dalam ruang yang sama, namun mereka membawa sifat yang berlawanan. Tapi mengapa kebanyakan ujud Cinta dan Benci tersebut tak jarang hadir secara bersamaan? seperti  quote yang pernah saya baca: " Orang yang mampu membuat kesakitan amat parah adalah orang yang paling kita cintai " Benarkah?

Terlihat disana, hadirnya Cinta dan Benci itu datang pada waktu bersamaan bukan? Ketika hati semakin kuat untuk membenci, secara tak sadar sisi lain dari hati juga merasakan cinta yang amat sangat, kemudian perlahan meruntuhkan kebencian yang awalnya menguasai perasaan dalam hati.

Tidak ada Benci atau Cinta hadir tanpa sebab. Jika benci hadir lebih dulu, pahamilah, bahwa kebencian itu adalah suatu penunjuk jalan ke arah lain untuk mendapatkan cinta yang sebenarnya, namun ketika rasa cinta  yang lebih dulu  datang, hingga mampu menguasai seluruh ruang hati, apakah rasa benci akan semudah merebut ruang hati yang awalnya penuh dengan rasa cinta?

Kedua kasus diatas terlihat seperti hal yang sama ya, namun kenyataannya adalah, dengan menyimpan benci itu sangat membutuhkan biaya yang mahal dan tinggi, mungkin saja sampai seumur hidup .Butuh kesabaran tingkat dewa....hahahaha...sebab, dengan memelihara benci dalam sisi ruang hati, secara langsung, kita tidak bisa menjadi manusia yang ikhlas, dimata Allah swt. mungkin saja dengan ketidak ikhlasan tersebut, membuat kemudahan dan rezeki kita terhambat . Bila kita mampu berdamai dengan hati, dan sisi ruang hati yang berisi cinta itu dapat melawan sisi kebencian, Insyaalllah, rasa cinta akan menempati hati sutunya. Jika sebaliknya, Ketika memelihara Cinta yang amat dalam, akhirnya menumbuhkan kekecewaan hingga melahirkan kebencian,maka sudah pasti pada kahirnya ruang hati telah dikuasai oleh sifat kebencian.

Akhir cerita hidup seperti apa yang kamu inginkan? Membenci sesuatu  yang sangat kamu cintai, atau mencintai sesuatu  yang akhirnya kamu benci? Dalam kehidupan, rasa seperti itu akan bergulir, hanya kesabaran yang dapat  mengerti tentang arti dari benci dan cinta.

"Cintailah sesuatu yang tepat, bermanfaat,tanpa merusak tekstur kecintaan dalam Ridho Allah swt, Bencilah sesuatu yang tidak bermanfaat, yang dapat merusak ibadah dan keimanan kepada Allah swt".

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun