Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ambon Bagaya

6 September 2017   15:12 Diperbarui: 6 September 2017   15:49 2155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KELANGSOLE News - WordPress.com

(Babincang Ambon Tempo Lusa)

Tulisan ini dibangun atas dasar bukan mulut-mulut. Lebih jauh mulut ke mulut bisa biking bakupul. Akibat fitnah yang tar ta urus. Akhirnya susah senang yang sedang dikeku sama-sama menjadi sayatan kepiluan anak negeri.

Pokok tulisan ini tentang ribuan langkah yang telah dijalani dari nenek moyang sampai anak cucu. Bukan sedikit katong bicara Ambon. Tidak bisa diukur sampe Matahari masuk. Bentangan Kota Teluk ini kini telah mengalami sebuah nama baru, tengah dicari sama-sama namanya.

Lanskap Ambon sangat eksotik. Saya hanya membayangkan saja, dibalik kesempitan kota Ambon bisa bermetamorfosis menjadi kota metro Indonesia. Ambon berangsur-angsur menjadi gemuk nan hendois.

Kota ini besok akan mengalami percepatan karena ruang informasi sangat cepat didapat. Dan kelebihan lain, informasi tersebut gampang diproduksi menjadi olahan baru. Ruang gerak informasi yang cepat itu mesti ditandai dengan "tak macetnya jalan".

Ambon Bagaya? Lebih empat abad, Ambon mengalami masa-masa membangun. Baik dari segi tatanan kota maupun modernitas gaya hidup para masyarakatnya, terlebih khusus para pemudanya.

Dari segi tatanan kota, Ambon mengalami perubahan wajah yang sangat menawan. Kalau diumpamakan Ambon adalah Hongkong di malam hari. Kota pesona yang pernah mengalami drama imperialisme, perang saudara, dan berdiri tegak dengan Gong Perdamaiannya.

Tubuh Ambon yang sudah tercampur padu antara sisa peninggalan kolonial, kapitalisasi orde baru, hegemoni pasca konflik sosial menjadi tesis bagi perkembangan Ambon menjadi kota kosmopolitas atau kota wanita tua.

Dari ujung Nusaniwe hingga dalaman Teluk Baguala berdiri tegak menara-menara hotel. Lampu-lampunya bagaikan kunang-kunang tak berjalan. Bahkan jika kita berdiri dari puncak Waringin Cap Teluk Baguala, kita menemukan susunan-susunan kata A-M-B-O-N yang melengkung ditiap barisnya.

Jalan-jalan raya tambal sulam. Diperlancar agar komando oto-oto dalam maupun luar kota bisa bergerak leluasa. Bisa berjual beli. Di tengah-tengah kota muncul Mall berkelas, disana kita menemukan orang tanam gengsi, walau pake sandal geta, tapi bali di  shop Perancis tersebut.

Belum lagi angka-angka taman kota hingga Jembatan Merah Putih yang menjadi ikon terbaru. Maka disitu Ambon berubah menjadi kota fashion dan kuliner. Aneka kuliner dapat dikunjungi di sepanjang Jalan A.Y. Patty dengan Nasi Kuning Bagadangnya. Yah, karena kedua hal ini menjadi konsumsi  kehidupan orang Ambon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun