Mohon tunggu...
Nais Saepulhaq
Nais Saepulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Republik Tinta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ramadan Penurun Tensi Negeri

25 Mei 2017   07:28 Diperbarui: 25 Mei 2017   08:53 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pic : beritaseharian.com

Setelah tenaga dan fikiran dikuras habis-habisan oleh sajian konflik di tanah ini, terutama konflik politik yang harus di intervensi oleh isu SARA. Bahkan mungkin kita masih pesimis semua itu akan segera menemukan pangkal ujungnya. Namun, tak ada yang tak bisa kita lakukan selama setiap orang di negeri ini memiliki tekad yang sama untuk menyelesaikannya. Bagi sebagian orang yang dianggap memenangkan episod kontestasi, barangkali kita beranggapan mereka tengah menikmati selebrasi atas kemenangannya. Namun bagi yang kalah bisa jadi masih menyisakan seperangkat rencana untuk sesegera mungkin merebut kembali kemenangan yang telah diambil oleh lawannya. Itulah politik yang bergulir bah bola salju yang semakin menggulung dan terus membesar. Dan lagi lagi orang orang kecil hanya jadi korban dari pertempuran itu, sementara yang akan menikmati hasilnya adalah mereka yang sangat berkepentingan untuk segera merapat dan menggantungkan ‘nasib’ karir dan bisnisnya.

Ramadhan semakin di depan mata. Banyak harapan digantungkan atas kehadiran bulan suci umat islam ini. Sebagai bulan yang melatih keimanan dan mental kaum muslimin, bulan ini memberikan pendidikan yang teramat penuh makna. Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam dan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan puasa dan memperingati wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad menurut keyakinan umat Muslim. Annual Worship(Ibadah tahunan) ini dihormati sebagai salah satu dari rukun Islam. Salah satu definisi ramadhan adalah berasal dari akar kata bahasa Arab ar-romadh, yang berarti panas yang menghanguskan atau membakar. Menurut Elmalılı Hamdi Yazir Alasan mengapa bulan suci ini disebut Ramadhan adalah karena ia membakar dosa. Pada bulan Ramadhan, seorang muslim yang berpuasa menahan panas karena kelaparan dan haus dan panasnya puasa membakar dosa-dosa yang melaksanakan ibadah puasa.

Banyak hikmah melaksanakan puasa dibulan ramadhan, dari mulai adanya efek bagi kesehatan hingga melatih mental serta psikis manusia :

  • Physical Effect. Ketika seseorang berpuasa maka ia akan menghidupkan program AUTOLISIS sebagai proses mengembalikan tubuh pada kondisi idealnya, sehingga memungkinkan kesehatan pada jantung, pembuluh darah, mengurangi kegemukan, meningkatkan imunitas tubuh.
  • Psychology Effect, Berpuasa juga dapat berpengaruh sebagai Pencegah & Penyembuh Penyakit Mental. Otak manusia memiliki fungsi sebagai pembersih dan penyehat yang disebut dengan neuroglial cells.Saat berpuasa neuron yang mati akan dimakan oleh neuroglial yang berdampak pada mental seseorang. Menurut Dr. Ehret, seorang ilmuwan di bidang kejiwaan, beberapa hari berpuasa akan memberikan dampak pada kesehatan fisik dan lebih lanjut untuk mendapatkan kesehatan mental, seseorang harus menjalani puasa lebih dari 21 hari. Hal ini juga dibuktikan dengan suatu kasus pada sekelompok mahasiswa di University of Chicago yang diminta berpuasa selama tujuh hari. Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progres mereka dalam berbagai penugasan kampus mendapat nilai Remarkable.

Terkait dengan efek psikologis yang dapat diambil dari hikmah berpuasa, tepat kiranya berpuasa dibulan Ramadhan dapat menjadi solusi untuk menurunkan tensi keterpengaruhan emosional dari rentetan masalah yang sedang melanda masyarakat kita. Bagaimana dengan berpuasa dapat membantu kita me-managekejiwaan dengan cara (1) Washing brain, mencuci serta membersihkan otak dari fikiran-fikiran yang selalu mendorong untuk berbuat tidak baik, (2) Mental Exam,menguji serta melatih mental agar tidak didominasi oleh sikap rakus atas hasrat kekuasaan, birahi politik dan memaksakan kehendak untuk berlaku tidak adil pada orang lain.

Tentunya, disaat kita mem-framingmomen puasa ini sebagai ‘riyadhoh’ (latihan) bagi kesehatan jiwa dan raga, maka tuntutan yang sebenarnya adalah melalui puasa selama 30 hari kita berupaya untuk menggapai cita-cita luhur sebagai insan yang beriman secara spiritual dan bertaqwa secara sosial hingga kita dapat menentukan kebahagiaan di dunia dan akhirat. ‘Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila seseorang daripada kamu sedang berpuasa pada suatu hari, janganlah berbicara tentang perkara yang keji dan kotor. Apabila dia dicaci maki atau diajak berkelahi oleh seseorang, hendaklah dia berkata : Sesungguhnya hari ini aku berpuasa, sesungguhnya hari ini aku berpuasa’ (Bukhari-Muslim)

Akhirnya kita berharap semoga ramadhan tahun ini, kita diberikan kesempatan sehat hingga kita bisa merayakannya bersama-sama. Ramadhan ini dapat dijadikan sebagai ‘Laboratorium’pendidikan manusia yang beragama dan menjadi alternatif menurunkan tingginya tensi konflik di negeri Indonesia tercinta. Bagi saya, Agama itu harus menjadi solusi untuk kehidupan berbangsa dan bernegara, (ceremonial) Agama itu harus mengetuk hati umat manusia bukan malah dijadikan alat untuk mengutuk manusia sebagai orang yang semata-mata berlaku salah (dosa) tanpa kemungkinan berubah menjadi baik. Momen ramadhan ini, mari kita jadikan sebagai madrasah yang dapat merangkai kembali puing puing polarisasi, menyatukan kembali semangat kebangsaan untuk merawat kebinekaan sebagai modal kuatnya tunggal Ika.

Ramadhan, Inilah Kami yang rindu Satunya Indonesia!

Wallahu A’lam. Ready Corrected!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun