Jika kemaren ulasan tentang emosi, sekarang kita akan mengkaji tentang pengertian temperamen.
Temperamen adalah sesuatu yang menentukan karakteristik seseorang, cara biologis dasar untuk mendekati atau bereaksi terhadap individu atau situasi. Temperamen menjelaskan bagaimana perilaku, bukan apa yang dilakukan individu, tetapi bagaimana mereka mengerjakannya (Thomas & Chess, 1997).
Sebagai contoh, dua toddler (anak kecil yang baru belajar berjalan) mungkin memiliki kesamaan belajar dengan menggunakan baby walker (alat bantu anak mulai menapakkan kaki di bumi), tetapi mungkin satu toddler memiliki kemampuan lebih cekatan, lebih cepat cara belajarnya dibandingkan dengan yang lain. Jadi, seorang anak mungkin tidak akan melakukan tindakan yang sama untuk situasi yang sama. Temperamen mungkin berdampak tidak hanya pada bagaimana anak melakukan pendekatan dan bereaksi terhadap dunia luar, tetapi bagaimana mereka mengatur mental, emosional, dan fungsi perilaku (Rothbart, Ahadi, & Evans, 2000).
Temperamen memiliki dimensi emosional. Namun, tidak seperti emosi, misalnya takut, kegembiraan, kebosanan, yang datang dan pergi, temperamen relatif konsisten dan bertahan atau berkesinambungan.
Menurut hasil penelitian Studi Longitudinal New York (NYLS) tipe utama dari temperamen dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
- Easy Child
Empat puluh persen adalah anak yang “mudah”, anak yang secara umum bertemperamen bahagia, irama biologis yang reguler dan kesiapan untuk menerima pengalaman baru.
- Difficult Child
Sepuluh persen disebut peneliti sebagai anak yang “sulit”, anak dengan temperamen pemarah, irama biologis yang tidak biasa dan respons emosional yang intens.
- Slow to Warm Up Child
Lima belas persen berada dalam kategori anak yang “lambat untuk pemanasan”, anak yang umumnya bertemperamen ringan, tetapi yang ragu-ragu menerima pengalaman baru.
Bagaimanakah tingkat kestabilan temperamen itu?
Temperamen muncul sebagian besar adalah bawaan, kemungkinan hereditas dan cukup stabil akan tetapi tidak berarti bahwa temperamen sepenuhnya terbentuk saat lahir. Temperamen membentuk beragam emosi dan muncul kapasitas regulasi diri dan dapat berubah untuk merespons perlakuan orang tua dan pengalaman hidup lainnya. Temperamen juga dapat dipengaruhi oleh budaya, dan memengaruhi cara membesarkan anak.
Kunci dari penyesuaian diri yang sehat adalah goodness of fit,yaitu kesesuaian antara temperamen anak dan tuntutan lingkungan dan tantangan yang harus dihadapi anak. Jika anak yang sangat aktif diharapkan untuk duduk lama dalam periode waktu yang lama, jika anak yang yang lambat untuk pemanasan secara terus menerus didorong pada situasi baru, atau jika anak yang gigih terus menerus dijauhkan dari kegiatan yang mengasyikkan buat dia, mungkin kondisi tertekan akan terjadi pada anak. Pengasuh yang mengenali bahwa anak bertingkah dengan cara tertentu, tidak keluar dari hasrat dan keinginan, kemalasan, kebodohan, atau kedengkian yang besar karena temperamen bawaan, mungkin akan cenderung kurang merasa bersalah, cemas, atau bermusuhan, merasa kehilangan kontrol, atau menjadi kaku dan tidak sabar.
Pertanyaannya, bagaimana sebagai pengasuh atau orang tua mengantisipasi reaksi anak dan membantu anak dapat beradaptasi? Misalnya, dengan memberikan peringatan diawal mengenai kebutuhan untuk menghentikan aktivitas atau secara bertahap mengenalkan anak pada situasi baru.