Mohon tunggu...
Yuda Rangga
Yuda Rangga Mohon Tunggu... Guru - nadhratul asri adalah Yang berbeda

"berjuang menggenggam malam dengan pagi, berusaha untuk slalu bersyukur dan sabar"

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ada Apa dengan Fluoride?

7 April 2011   16:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:02 3482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13021995371078962951

Menyikat gigi adalah kebiasaan umum yang sering di lakukan oleh setiap orang, terutama di Negara-negara berkembang seperti tanah air kita tercinta ini, Indonesia. Dari anak-anak hingga dewasa pasti memiliki beragam jenis sikat gigi, pasta gigi, bahkan gaya menggosok gigi nya. Namun yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini lebih kepada informasi tentang pasta gigi yang mengandung fluoride, yang zaman sekarang sudah menjadi rahasia umum sekaligus pro-contra masyarakat dunia. Mungkin kawan-kawan kompasiana sudah sering mendengar kata Fluoride. Yap, kalian benar! Fluoride adalah zat yang terkandung pada sebagian pasta gigi di Indonesia. Namun apakah kawan-kawan kompasiana tau, jika di luar negri zat fluoride juga di gunakan sebagai zat tambahan selain pada odol? Pada Agustus 2002, Belgia menjadi Negara pertama di dunia yang melarang penggunaan berbagai suplemen fluoride, tablet, obat tetes, permen karet yang berfluoride ditarik dari pasaran karena cukup berbahaya dan menyebabkan resiko bagi kesehatan fisik maupun psikologis. Keputusan ini dikeluarkan Menteri Kesehatan Masyarakat Federal (shirleys-wellness-cafe.com/#belgium). Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa zat fluoride dapat menurunkan IQ, merusak tulang (mengakibatkan osteoporosis), bahkan kanker, jika tertelan sebagai bentuk pasta gigi ataupun di konsumsi sebagai air minum (Banyak di produksi di Negara-Negara Amerika). Banyak fakta lagi yang menyebutkan bahaya-bahaya zat fluoride yang tidak bisa saya uraikan disini satu-persatu. Di belahan dunia lain, Para ilmuwan Unilever dan asosiasi pasta gigi bolak-balik berdialog dan berdebat. Fluoride itu mulai digunakan dipasta gigi awal 1970an, jadi mestinya sesudah 40 tahun cukup banyak data yang bisa menunjang penggunaannya untuk 'oralusage'. Memang penggunaannya ada batas maksimumnya. Untuk pasta gigi di Indonesia 1500 ppm, pasta gigi anak 1000 ppm, dan dalam 1 tube tidak boleh melebihi 300mg. Negara lain ada yg 1000 ppm untuk dewasa, karena ada perlakuan Fluoridasi pada air keran mereka. Itu semua tentunya ada support dari riset, tidak hanya keefektifan melindungi gigi (didalam mulut terbentuk calcium fluorohidrite yang melapis gigi menjadi 'tameng' terhadap serangan bakteri yang terbentuk dari makanan yang manis), tetapi juga keamanan pemakaian. Saya ingat waktu masih kecil jika ada teman yang tidak menggosok gigimemang lebih banyak teman yang mendapat gigi berlubang dibanding sekarang. Sehingga di dapat kan juga kesimpulan bahwa pasta gigi yang mengandung fluoride tidak berbahaya bagi gigi. Dari penjelasan di atas, mungkin kawan-kawan kompasiana menjadi terbuka wawasan nya mengenai fluoride. Memang betul zat fluoride (Sodium Fluoride (NaF), dengan kadar yang 250 hingga 800 ppm) aman bagi gigi. Namun jika berlebihan, yang ada bukan lah hanya merusak email gigi atau keroposnya gigi, tapi bisa menyebabkan osteoporosis, penuaan dini, turunya IQ dan kekebalan tubuh, bahkan kanker. Juga zat sekawan fluoride lainnya (Sodium Mono Fluoro Phosphate (SMFP)), adalah zat yang di gunakan dalam pembuatan bom. Pro dan kontra fluoride memang banyak terjadi, terutama yang anti water fluoridation.  Mereka menolak dengan berbagi alasan, termasuk freedom of choice dan bahaya fluoride terhadap kesehatan umumnya. Sepertinya di Indonesia yang belum ada water fluoridation, prevalensi fluorosis kecil. Di USA, kondisinya kompleks sekali, karena caries sangat tergantung pada konsumsi gula.  Dan di USA, konsumsi gula mereka sangat tinggi. Berdasarkan penelitian disini terbukti, dibanding yang tidak ada water fluoridation, prevalence caries masih lebih rendah 16-30%. Zymafluor di Swiss menjual tablet fluoride sejak tahun 60-an. Memang dosis yg dianjurkan utk anak-anak antara 2-4 tahun terlalu tinggi, sehingga zaman sekarang dikurangi jadi setengahnya. (health.dir.groups.yahoo.com/group/Dokter_Indonesia/message/2829). Sehingga dapat di simpulkan di sini, bahwa penggunaan fluoride masih dalam tahap penelitian atau percobaan. Karena masih banyak data-data yang kurang akurat atau saling bertentangan. Nah, untuk kawan-kawan kompasiana, hal yang perlu di garis bawahi dari informasi ini adalah selalu update tentang info kesehatan terutama kesehatan gigi. Selain itu, hal penting yang perlu di ingat adalah, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Jadi, gunakanlah sesuatu itu dengan bijak dan sewajarnya. Info : segala sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun