Mohon tunggu...
Siti Muzzayana
Siti Muzzayana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content writer

🎓Teknik Geomatika UGM 2012, 📧 siti.muzzayana@mail.ugm.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Catur

11 Desember 2013   18:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:03 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

---
Filosofi Catur -

Catur adalah olahraga paling keren - versiku sendiri (tentunya). Ada banyak alasan mengapa dgn sepenuh hati bilang demikian. Pertama, karena ngefans dgn slogannya "Genus Una Sumus" - Kita Satu Keluarga.  Walaupun saling bantai sana-sini, atas nama Kita Sekeluarga tetep deh gak akan ada perang saudara

Kedua, karena setiap satu langkah pertama pada permainan catur, mempunyai tiga ratus delapan belas milyar sembilan ratus tujuh puluh sembilan juta lima ratus enam puluh empat ribu kemungkinan. Sekali lagi, 318.979.564.000 - Ini bukan isi tabungan rekeningku lho, tapi kemungkinan langkah-langkah selanjutnya setelah langkah pertama maju.

Mirip kehidupan yg kalian jalani kan? Setiap langkah menentukan pilihan. Setiap bangun tidur di pagi hari, kamu terserah memilih apa yg kamu ingin lakukan selanjutnya. Apakah tidur lagi untuk bermimpi kembali (mirip dgn kebiasaan yg nulis ya? :D ) atau bangun dan mewujudkan mimpi itu sendiri.

Ketiga, main catur melatihmu untuk bisa move on lho. Jika pada babak pertama kamu kalah, masih ada enam babak lain seperti dalam sistem permainan Pairing Swiss Perfect itu. Jadi, jika kamu putus sama seseorang, masih ada seseorang-seseorang lain menunggumu di belakangnya.

Karena banyaknya alasan yg membikin catur ini keren (versiku). Cuma tiga saja ini yg aku tulis buat perwakilan.
intinya dalam bermain catur  :
Raja adalah orang yg harus kamu lindungi. Tidak peduli ksatria berkudamu meninggal dalam peperangan. Sama seperti cita-cita yg kamu impikan, kamu harus melindunginya dari para pencuri mimpi. tsaaahh~~
--

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun