Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tenaga Kerja China Serbu Konawe, Rakyat Protes

13 Juli 2016   08:16 Diperbarui: 14 Juli 2016   10:57 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO ILUSTRASI - Puluhan WNA asal China diamankan di Markas Polda Kalbar, beberapa waktu lalu, terkait penggunaan tenaga kerja asing tanpa izin. (Tribun Pontianak)

Hari kedua Lebaran Idul Fitri 1437 H tanggal 7 Juli 2016, saya mudik di kampung halaman di Kendari – Sulawesi Tenggara dengan pesawat GA 604 H. Pesawat yang ditumpangi banyak sekali orang China. Mereka sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris, apalagi bahasa Indonesia. 

Ketika transit di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, sebagian penumpang turun. Saya mengira mereka yang berjumlah sekitar 50 orang akan turun ke Makassar, ternyata tidak karena tujuan mereka ke Konawe, Sulawesi Tenggara. Akan tetapi, mereka panik karena menduga akan dikenakan pembayaran. Ketika panik, mereka menyampaikan protes, tetapi pramugari tidak paham yang mereka ucapkan karena dalam bahasa China. Pramugari berusaha menjelaskan kepada mereka dalam bahasa Inggris, tetapi satu pun di antara mereka tidak ada yang paham bahasa Inggris.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dari dalam pesawat Garuda yang transit selama 45 menit di Bandara Sultan Hasanuddin, pramugari berkomunikasi melalui SMS ke bos mereka, dan bos mereka menjawab dalam bahasa China, dan mereka disuruh membacanya, dan keadaan di dalam pesawat menjadi tenang dan hening.

Pesawat Garuda yang ditumpangi, sempat ditunda penerbangannya ke Kendari sekitar 30 menit karena VVIP, yaitu Wapres JK juga mudik ke kampung halamannya di Makassar pada hari kedua lebaran Idul Fitri dan mau mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

musni-umar-di-ga-604-h-20160707-0847211-5785ae1dd593731905986b3c.jpg
musni-umar-di-ga-604-h-20160707-0847211-5785ae1dd593731905986b3c.jpg
Pabrik Feronikel Terbesar

Di Bandara Halu Oleo Kendari, tenaga kerja dari China langsung dijemput, dan menurut informasi, mereka langsung dibawa menuju Paku Morosi Kabupaten Konawe, lokasi tempat dibangunnya smelter dan pabrik Feronikel terbesar di Indonesia.

Di dalam pesawat GA 604 H, saya sempat bertemu Dr. Said Didu, Staf Khusus Menteri ESDM dan saya bertanya mau ke mana para tenaga kerja China. Said Didu menjelaskan bahwa di Konawe sedang dibangun smelter dan pabrik Feronikel terbesar di Indonesia – mengalahkan PT Aneka Tambang (Persero). Informasi tersebut sangat menggembirakan karena ada investor asing yang berinvestasi di kampung halaman saya, yang diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat di Kabupaten Konawe pada khususnya, Sulawesi Tenggara dan bangsa Indonesia pada umumnya. 

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Konawe, pada mulanya bernama Kabupan Kendari. Ketika terbentuk Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, dibentuk Kabupaten Konawe yang merujuk kepada nama Kerajaan Tolaki, yaitu kerajaan Konawe yang pernah berdiri di daratan Sulawesi Tenggara. Saat ini Kabupaten Konawe telah mekar menjadi empat kabupaten, yaitu Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe Utara, dan Kabupaten Konawe Kepulauan.

Menurut informasi yang disampaikan kepada saya saat mudik 7-12 Juli 2016 di Kendari, empat kabupaten tersebut mengandung banyak sumber daya alam (SDA), bahkan di seluruh daratan Sulawesi Tenggara. Salah satu Kabupaten yang kaya sumber daya alam ialah Kabupaten Konawe, yang terletak di Desa Paku, Kecamatan Morosi, yang saat ini sedang dibangun beberapa smelter dan pabrik feronikel terbesar di Indonesia, dengan seluruh tenaga kerja didatangkan dari China. Begitu pula, seluruh peralatan untuk pembuatan smelter dan pabrik, diimpor dari China.

Diprotes Rakyat

Kehadiran investor dari China, pada mulanya disambut positif, tetapi dalam perjalanannya dibenci dan dimusuhi rakyat setempat. Menurut informasi, pembangunan smelter dan pabrik feronikel tersebut sempat dihentikan selama tiga bulan karena protes keras dari rakyat Konawe karena pembangunan smelter dan pabrik Feronikel sama sekali tidak memberi manfaat bagi rakyat setempat. Dalam protes tersebut, menurut informasi, sampai ada tenaga kerja dari China yang dipotong lehernya, tetapi hal tersebut ditutup dan dilarang untuk diberitakan oleh media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun