Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Didemo, Perdana Menteri Malaysia Akan Turun seperti Soeharto?

30 Agustus 2015   10:32 Diperbarui: 30 Agustus 2015   13:01 3145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pengunjuk rasa pro demokrasi Bersih berkumpul di dekat Lapangan Merdeka, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (29/8/2015) mendesak Perdana Menteri Najib Razak mundur dari jabatannya. (MANAN VATSYAYANA / AFP)

Demonstrasi di Malaysia yang digalang kelompok aktivis pro demokrasi Bersih 4 hari ini dan kemarin (29-30/8/2015) dikemukakan oleh para penggagasnya diikuti sebanyak 200 ribu orang. Sementara polisi Malaysia menyebutkan diikuti 25.000 orang.

Demonstrasi tersebut tujuan utamanya untuk menggulingkan Perdana Menteri Najib Tun Razak dengan isu Rasuah (korupsi). Demonstrasi ini, setidaknya ada 5 (lima) hal yang menyebabkan sangat menarik.  Pertama, dilakukan kaum muda Malaysia seperti yang dilakukan di Indonesia 17 tahun lalu yang melahirkan reformasi.

Kedua, isu sentral yang digulirkan para pendemo ialah korupsi (rasuah) seperti yang dilakukan kaum muda Indonesia yang dipelopori mahasiswa untuk menggulingkan Presiden Soeharto dari tahta kekuasaannya. 

Ketiga, ekonomi Malaysia sedang mengalami persoalan dengan melemahnya mata uang ringgit Malaysia terhadap dolar Amerika Serikat, seperti yang dialami Indonesia tahun 1998 yang disebut krisis moneter. Walaupun tidak separah ekonomi Indonesia pada saat itu, tetapi ekonomi Malaysia saat ini diakui sedang bermasalah, sehingga pemerintah negeri jiran itu membentuk tim penyelamat ekonomi. 

Keempat, para pemimpin Malaysia dari UMNO dan Barisan nasional (BN) sedang kisruh, yang dibuktikan dengan pemecatan Wakil Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin dan beberapa menteri dan wakil menteri.   Kondisi Indonesia menjelang mundurnya  Presiden Soeharto dari tahta kekuasaannya juga terjadi perpecahan di pemerintahan.  Mayoritas menteri mengundurkan diri dan tidak bersedia dipilih untuk duduk di kabinet reformasi yang akan dibentuk Presiden Soeharto.  Sementara Najib Tun Razak sebagan Presiden UMNO dan Ketua Barisan Nasional masih memperoleh dukungan kuat dari para menteri dan partai UMNO dan Barisan Nasional, sehingga dengan mudah memecat Wakil Perdana Menterinya, beberapa menteri dan wakil menteri yang dinilai tidak solid mendukung kepemimpinannya.    

Kelima, Mahathir Mohamad, mantan Perdana Menteri Malaysia memolopori pelengseran PM Najib dari kekuasaannya. Begitu juga partai-partai oposisi di Malaysia.

Probabilitasnya Tidak Besar

Walaupun demonstrasi di Malaysia dilakukan kaum muda, didukung partai-partai oposisi dan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, tetapi melihat kondisi sosial kulturan, politik, ekonomi dan media, saya tidak terlalu percaya PM Najib akan jatuh atau mengundurkan diri dari kekuasaannya.

Setidaknya ada 5 (lima) alasan yang mendasari bahwa demonstrasi Bersih 4 tidak akan berhasil memaksa PM Najib mundur dari kekuasaannya seperti yang dituntut para demonstran. Pertama, PM Najib sudah melakukan konsolidasi politik dengan memilih wakil perdana menteri yang baru dan para menteri serta wakil menteri yang dapat dikatakan 100 persen mendukung kepemimpinan Najib Tun Razak sebagai Perdana Menteri. PM Najib tidak hanya melakukan konsolidasi politik di pemerintahan, tetapi juga di parlemen, di partai UMNO dan Barisan Nasional sebab mereka juga dilantik sebagai pemimpin tertinggi UMNO dan BN. 

Kedua, Ekonomi Malaysia masih stabil, walaupun mengalami pelambatan dengan melemahnya Ringgit Malaysia terhadap dolar Amerika Serikat, tetapi saya yakin tidak akan menjadi "stunami ekonomi" yang meluluh-lantakan ekonomi Malaysia, dan berubah menjadi "stunami politik" yang akan menjatuhkan Najib Tun Razak dan rezim UMNO yang berkuasa di Malaysia sejak negeri jiran itu merdeka seperti yang dialami Presiden Soeharto dan Golkar tahun 1998.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun