Mohon tunggu...
Munib Abduh
Munib Abduh Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pemerhati media, Jurnalis Pejalan Kaki & Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Membaca Video Klip Agnes Mo

26 September 2017   15:20 Diperbarui: 26 September 2017   19:39 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu gaya Agnes Mo dalam video klip yang bertajuk Long As I paid.

Membaca  Video Klip Agnes Mo

Mungkin anda menerka setting tempat di dalam video klip 'Long As I Paid'  ini adalah istana lantaran kemegahan dan kemewahan ruangnya. Tapi, kalau anda coba mengingat kembali video klip 'Paparazzi'  keluaran tahun 2009 milik penyanyi asal Amerika Serikat, Lady Gaga, maka terkaan anda tidak benar. Konon, tempat mewah tersebut adalah Villa De Leon, yang berlokasi di Los Angeles, California. Hal ini, bisa dilihat dari kesamaan patung yang nampak dari masing-masing video.

Kedua Video Klip ini, sama-sama mengangkat tentang uang upeti, sogok atau bayaran. Tetapi, milik Lady Gaga lebih pada seorang jurnalis foto bayaran. Ini bisa ditelisik dari makna Paparazzi (baca: paparazi) yakni, juru foto bayaran yang memburu selebriti. Entahlah jurnalis macam apa? semuga di Indonesi tidak begitu dan kalau ada semuga lekas tobat untuk tidak mengulangi lagi.

Sedang milik Agnes Mo lebih pada individu (mungkin juga Agnes sendiri) yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan bayaran. Sebagaimana judul lagunya 'Long As I Paid' yang kalau di bahasa indonesiakan menjadi 'Selama Aku Dibayar'. Bahkan dalam video klip tersebut, Agnes mengerak-gerakkan tangannya di atas -muhon maaf- kelaminnya sendiri.

Saya menyana, ini adalah bentuk-bentuk dukungan twrhadap komudifikasi tubuh yang tak ubahnya seperti barang komuditas yakni barang yang bebas diperjual-belikan, dipasarkan, serta mau dieksploitasi atas dasar uang -semuga terkaku keliru. Namun demikian, prasangka yang negatif mustahil dihindari ketika melihat seorang perempuan dengan gaya tangan di atas kelamin seperti pada video klip tersebut.

Apalagi ditengah sulitnya memadu-padankan serta menyelaraskan otak setiap kepala dalam menafsiri dan memaknai suatu obyek. Terlebih saat mengingat munculnya sosok laki-laki tanpa baju yang hanya menggunakan celana pendek pada awal video klip ini dimulai. Juga adegan mesra Agnes dengan laki-laki tersebut pada pertengahan video klip yang ironenya tidak hanya sekali shot.

Meskipun demikian, saya mengapresiasi seni dan ikut bangga dengan kebaya batik yang Agnes kenakan dalam video klip tersebut. Ini menunjukkan, kepedulian terhadap budaya Indonesia masih tinggi sekaligus mengajak masyarakat untuk menjunjung seni dan budaya. Pun saya mendukung dia menjadi penyanyi kelas Dunia dengan catatan tidak menciutkan, mengkerdilkan apalagi menenggelamkan nilai-nilai moral generasi bangsa. Dan jangan sampai hanya karena Long As I Paid dan Paparazzi  kau tukar sial dengan viral.

PenulisTuan Rumah dihttps://gubugkaryaku.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun