Mohon tunggu...
mukhodatul afidah
mukhodatul afidah Mohon Tunggu... -

universitas uin maliki malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sistem Religi dan Kepercayaan dalam Masyarakat

10 Mei 2014   04:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:40 2427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sistem Religi dan kepercayaan dalam Masyarakakat

Berikut adalah teori-teori religi dari sudut pandang antropologi:

A.Teori Evolusi Kebudayaan

1.Herbert Spencer

Seorang ahli filsafat dari Inggris bernama H. Spencer memfokuskan perhatian terhadap masalah evolusi masyarakat dengan mempergunakan bahan etnografi dan etnografika dimana ruang lingkupnya yang sangat luas dan sangat sistematis. Menurut H. Spencer tingkat evolusi yang lebih kompleks dan berbeda dalam bentuk religi yaitu penyembahan terhadap dewa-dewa. Dewa-dewa yang menjadi pusat orientasi dan penyembahan manusia dalam tingkat evolusi religi memiliki ciri yang khas dalam pandangan umatnya, karena tercantum dalam mitologi (dongeng suci) yang tercantum dalam bentuk tulisan.

2. E.B. Tylor

Ahli arkeolog dari Inggris bernama E.B. Tylor berpendapat bahwa asal mula religi adalah adanya kesadaran manusia akan adanya jiwa yang disebabkan oleh dua hal yaitu perbedaan yang tampak pada manusia antara hal-hal yang hidup dengan hal-hal yang mati,dan peristiwa mimpi. Penyembahan terhadap makhluk halus menurut E.B Tylor disebut sebagai animisme yang pada akhirnya merupakan bentuk religi tertua. Teori yang lain tentang kebudayaan,E.B Tylor beranggapan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,kesenian,moral,hukum,adat istiadat,dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

3. J.G. Frazer

James Frazer adalah murid Tylor, telah menulisThe Golden Bough (1890) yang isinya adalah perbandingan yang sangat luas tentang agama dan ritus (tata cara upacara keagamaan),serta berbagai bentuk penelitian etnografis yang rinci dan sangat penting. Teori Frazer mengenai asal mula ilmu gaib dan religi yaitu manusia memecahkan soal-soal hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuannya. Namun sistem pengetahuan manusia terbatas. Teori Frazer dikenal dengan teori batas akal.

B.Teori Azas Religi

1. Andrew Lang

Teori Lang adalah teori tentang dewa tertinggi. Dalam teorinya Lang menyatakan bahwa dalam jiwa manusia ada kemampuan gaib yang bisa bekerja lebih kuat dengan makin lemahnya aktivitas pikiran manusia yang rasional. Dalam dongeng mitologi, Lang menemukan tokoh dewa yang dianggap sebagai dewa tertinggi pencipta dan penguasa seluruh alam dan isinya

2. R.R. Marret

Teori Marret adalah teori tentang kekuatan luar biasa. Marret mengembangkan dari teori bahwa bentuk religi yang paling tertua adalah keyakinan manusia akan adanya kekuatan gaib dalam hal yang luar biasa dan menjadi sebab timbulnya gejala yang tak dapat dilakukan manusia biasa.

Keyakinan dan emosi keagamaan yang timbul karena keyakinan serta segala sesuatu tentang upacara sebagai akibat selanjutnya adalah bentuk paling tua dari religi. Bentuk religi semacam itu dianggap lebih tua dari religi Animisme yang disebut sebagai preanemism.

2.A.C. Kruyt

Teori Kruyt adalah teori tentang Animisme dan Spiritisme. Menurut Kruyt manusia primitif atau manusia zaman kuno pada umumnya yakin akan adanya suatu zat halus (zielestof) yang memberi kekuatan hidup dan gerak kepada banyak hal di dalam alam semesta, Zielestof dianggap ada dalam diri manusia, hewan dan tumbuhan. Dengan demikian keyakinan terhadap perpindahan jiwa atau inkarnasi (penjelmaan) merupakan bagian dari animisme. Sistem keyakinan akan adanya makhluk halus yang hidup berdampingan dengan manusia Kruyt menyebutnya sebagai spiritisme.

4. R. Otto

Teori R.Otto adalah teori tentang sikap kagum terpesona terhadap hal yang gaib. Menurut Otto semua sistem religi kepercayaan dan agama di dunia berpusat pada suatu konsep tentang hal yang gaib,yang dianggap maha dahsyat dan keramat oleh manusia.

5. W. Robertson Smith

Teori W.R Smith adalah teori tentang upacara bersaji. Menurut Smith gagasan penting dalam asas-asas religi dan agama pada umumnya ada tiga hal yaitu:

a. Sistem upacara merupakan suatu perwujudan dari religi atau agama yang memerlukan studi dan analisa yang khusus.

b. Upacara religi atau agama biasanya dilaksanakan oleh orang atau masyarakat pemeluk religi atau agama yang biasanya dilaksanakan oleh warga masyarakat pemeluk religi atau agama yang bersangkutan untuk memperkokoh solidaritas masyarakat.

c. Teori fungsi upacara sesaji.

6. Preusz

Teori Preusz adalah teori mengenai azas-azas religi. Preusz menguraikan konsep religi yang tertua berupa tindakan manusia untuk mengadakan keperluan-keperluan hidupnya yang tak dapat dicapainya secara naluri atau dengan akalnya. Konsepsi Preusz yang kedua adalah pusat dari sistem religi dan kepercayaan di dunia adalah ritus dan upacara dan memulai kekuatan kekuatan yang diangapnya berperan dalam tindakan gaib seperti itu manusia mengira dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya serta mencapai tujuan hidupnya.

7. Van Gennep

Teori Van Gennep adalah teori mengenai ritus peralihan dan upacara pengukuhan. Van Gennep menyatakan bahwa semua ritus dan upacara dapat di bagi menjadi tiga bagian antara lain :

a. Ritus bagian dari separation manusia melepaskan kedudukannya yang semula.

b. Ritus bagian dari marge manusia yang dianggap mati dan dalam keadaan seperti tak tergolong dalam lingkungan manapun.

c. Ritus bagian dari aggregation mereka diresmikan kedalam tahap tahap kehidupanya serta lingkungan sosialnya yang baru.

8. Soderblom

Teori Soderblom adalah mengenai asas dan perkembangan religi. Soderblom juga beranggapan bahwa emosi keagamaan adalah sikap takut bercampur percaya terhadap hal yang gaib dan keramat.

C.Teori Fungsional Struktural

1.Brownislaw Malinowski

B. Malinowski menganalisa mengenai mitologi atau himpunan dongeng-dongeng suci dalam masyarakat tidak hanya dalam naskah atau teks-teks terpisah dari hubungan sosialnya. Malinowski memberi tiga tingkat kebutuhan yang mendasar yang harus ada dalam kebudayaan,antara lain : Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis,Kebudayaan harus memenuhi kebudayaan Instrumental (kebutuhan akan hukum dan pendidikan), Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan Integratif (agama dan kesenian).

2.A.R. Radcliffe-Brown

A.R. Radcliffe Brown berpendapat bahwa setiap kebiasaan dan kepercayaan dalam masyarakat mempunyai fungsi tertentu untuk melestarikan struktur masyarakat yang bersangkutan, susunan bagian-bagian yang teratur sehingga masyarakat tersebut bisa tetap lestari.

Daftar Pustaka

Hassan,Fuad. (1992). Renungan Budaya. Jakarta: Balai Pustaka.

Haviland,William A. (1999). Antropologi Jilid 1.Jakarta: Erlangga.

Kaplan,David. (1999).Teori Budaya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koentjaraningrat. (1967). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakjat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun