Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dari Arisan Keluarga Jadi Koperasi Terbaik

15 Januari 2012   11:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:52 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_156155" align="aligncenter" width="640" caption="Ketua Koperasi Telaga Biru, Joni Fitra, sedang melaporkan kemajuan koperasi yang dipimpinnya di depan Rapat Anggota Tahunan (RAT)."][/caption] Arisan keluarga merupakan sebuah acara rutin dalam komunitas sosial di tanah air. Esensi dari acara arisan ini lebih kepada upaya mempererat tali silaturrahmi daripada sistem tabungan bergulirr (arisan). Untuk mendorong seluruh keluarga arisan hadir, biasanya diadakan undian untuk menentukan pemenang tabungan bergulir pada bulan itu. Demikian pula halnya dengan komunitas Minang yang merantau ke Aceh Tengah, masing-masing keluarga yang berasal dari tepi Danau Maninjau itu membentuk organisasi ikatan keluarga berdasarkan nama kampungnya. Salah satunya adalah Ikatan Keluarga Sigiran (IKS) yang anggotanya adalah masyarakat asal Sigiran Maninjau yang telah lama bermukim di Aceh Tengah. Keberadaan IKS sebagai wahana untuk menjalin silaturrahmi antar saudara sekampung, sekaligus sebagai organisasi sosial yang tujuannya membantu anggota di perantauan. Awalnya, kegiatan IKS terfokus kepada acara arisan keluarga dan pengajian. Kemudian, sejak 1 Agustus 1997 dari sebuah acara arisan keluarga bermetamorfosis menjadi sebuah koperasi yang bernama Telaga Biru. Pada hari ini, Minggu (15/1), mereka baru saja menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang dihadiri oleh 81 anggota keluarga masyarakat Sigiran. Suasana acara ini cukup meriah, ada Minang percussion (tambur), ada tarian anak-anak yang lucu-lucu, ada juga tarian piring yang cukup menawan. Sangat kental sebagai sebuah acara keluarga, tetapi disana mereka berbicara tentang koperasi dan sisa hasil usaha 2011. Saya diundang ke acara RAT koperasi ini sebagai salah seorang peninjau. Acara itu berlangsung di sebuah gedung yang bernama kantor Koperasi Telaga Biru, Tetunyung Takengon Aceh Tengah. Hebatnya, walaupun usia koperasi ini baru 14 tahun, ternyata mereka sudah memiliki gedung sendiri yang berfungsi sebagai kantor koperasi sekaligus sebagai balai pertemuan keluarga sekampung. Dari laporan yang disampaikan Joni Fitra, ketua Koperasi Telaga Biru, pinjaman yang beredar di seluruh anggota koperasi ini mencapai Rp.500 juta lebih. Dari uang beredar sebesar itu, koperasi ini berhasil meraih sisa hasil usaha (SHU) sebesar Rp. 82,3 juta. Hal yang paling membanggakan, pada tahun 2010 koperasi ini memperoleh peringkat II tingkat kabupaten, dan peringkat III tingkat Provinsi Aceh. Hasil bincang-bincang dengan Joni Fitra, dia mengungkapkan bahwa anggota yang meminjam uang dari koperasi itu umumnya digunakan untuk usaha jualan cendol dengan gerobak dorong, jual kasur dengan sepeda, termasuk beberapa pedagang kelontong yang berjualan ke desa-desa pada hari pekan. Dengan pinjaman dari koperasi ini, mereka bisa berusaha untuk menghidupi keluarganya, bahkan ada yang bisa membuka lapangan kerja untuk yang lain. [caption id="attachment_156157" align="alignleft" width="300" caption="Anggota Koperasi Telaga Biru dihibur dengan tarian oleh remaja putri, anak anggota koperasi."]

13266265401807358457
13266265401807358457
[/caption] Bagaimana kiatnya menjalankan koperasi simpan pinjam itu sampai memperoleh peringkat terbaik III se Aceh, serta SHU sebesar itu? Berikut penuturan Joni Fitra: Setiap awal bulan (bakda magrib) anggota koperasi tersebut mengadakan pertemuan sekaligus pengajian. Setelah acara pengajian, dilanjutkan dengan laporan pengurus koperasi kepada semua anggota, baik laporan nama-nama peminjam, termasuk nama-nama yang belum melunasi pinjaman. “Di pertemuan ini semua akad kredit ditanda tangani,” jelas Joni Fitra. Besoknya, hasil pertemuan malam itu ditempelkan di papan pengumuman koperasi, sehingga semua anggota dapat membaca, siapa yang meminjam uang yang Rp.500 juta lebih itu, termasuk siapa yang belum mengembalikan pinjamannya. Dengan keterbukaan seperti itu, mereka yang terlambat mengembalikan pinjaman akan bekerja keras dalam berusaha, sehingga pinjaman itu dapat dikembalikan tepat waktu. “Saya selalu mengingatkan anggota koperasi bahwa uang yang dipinjam itu milik anggota yang lain yang notabene adalah sanak famili sendiri, bukan milik pengurus,” ungkap mantan karyawan Bank Danamon itu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun