Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Asem Buto, Pohon Pangan yang Angker di Sukamandi

31 Oktober 2019   10:38 Diperbarui: 2 November 2019   16:17 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asem buto (Adansonia digitata L.) atau Baobab Afrika, spesimen konservasi untuk keperluan riset dan pendidikan di Komplek SHS Sukamandi (Dokumentasi Pribadi)

Saat melintasi hutan kecil di belakang perumahan Direksi PT Sang Hyang Seri (SHS) di Sukamandi Subang, dalam rangka "Tour de Sawah" individual 22 Oktober 2019 lalu, pandangan saya tertumbuk pada sebatang pohon ukuran raksasa. (Tentang "Tour de Sawah di Sukamandi", lihat di kompasiana.com, 24/10/2019).

Dari Mas Agus, GM Kebun Sukamandi SHS kemudian saya peroleh informasi, itu adalah pohon asem buto. Orang Subang menyebutnya juga ki tambleg, karena sosoknya yang tua (ki) tapi tetap kokok berdiri tegak (tambleg).

Nama asli pohon itu adalah baobab. Sering juga disebut boab, boaboa, pohon botol (untuk spesies dengan batang bentuk botol), pohon kehidupan, dan "pohon roti monyet".

Nama latinnya Adansonia sp, merujuk nama Michel Adanson, seorang pecinta alam dan penjelajah berkebangsaan Prancis. Namanya diabadikan menjadi nama genus untuk baobab, sebagai penghormatan atas jasanya mendeskrisikan Adansonia digitata, dikenal sebagai Baobab Afrika.

Madagaskar adalah rumah utama baobab. Enam dari sembilan spesies baobab yang ada di dunia ini hidup di padang kering Madagaskar. Dua spesies hidup di daratan Afrika dan satu spesies di Australia. Karena memiliki spesies terbanyak, maka pohon baobab ditabalkan sebagai pohon nasional Madagaskar.

Pohon asem buto rebahan (tumbang) di hutan komplek SHS Sukamandi (Dokumentasi Pribadi)
Pohon asem buto rebahan (tumbang) di hutan komplek SHS Sukamandi (Dokumentasi Pribadi)
Baobab yang tumbuh di komplek emplasemen SHS di Sukamandi adalah jenis Adansonia digitata L., spesies asli asal Afrika. Pohon yang disebut "ikon padang rumput Afrika" ini, aslinya tidak hanya satu pohon di Sukamandi. Tadinya ada enam pohon ukuran raksasa.

Tiga pohon dipindah ke taman Kampus Universitas Indonesia, Depok tahun 2010 untuk keperluan konservasi dan riset potensi ekonominya. Sisa tiga pohon, satunya tumbang tahun 2017. Tinggal dua pohon yang masih bertahan sampai kini. 

Sebenarnya tidak hanya di komplek SHS Sukamandi. Baobab atau asem buto juga terdapat di komplek Pabrik Gula Rajawali II milik RNI di Cipunagara, Subang. Tujuh dari 10 pohon baobab yang kini ada di taman UI Depok berasal dari sana.

Satu dari dua pohon asem buto (A. digitata) yang tersisa di komplek SHS Sukamandi tumbuh tegak di tanah lapang pemukiman karyawan.

Pohon ini pada tahun 2010 resmi dilestarikan secara bersama oleh SHS dan UI, sebagai spesimen untuk riset pangan dan obat-obatan. Ditandai sebuah prasasti yang ditandatangani Gumilar R. Sumantri (Rektor UI waktu itu) dan Eddy Budiono (Dirut SHS waktu itu). Prasasti itu diletakkan di bawah naungan baobab tersebut.

Daun muda asem buto dapat dikonsumsi sebagai sayuran atau lalapan segar (Dokumentasi Pribadi)
Daun muda asem buto dapat dikonsumsi sebagai sayuran atau lalapan segar (Dokumentasi Pribadi)
Asem buto ini menjadi yang terbesar dari dua pohon tua yang masih tersisa. Tingginya sekitar 25 meter dan diameter batang sekitar 5 meter. Pohon ini diperkirakan ditanam tuan kebun "Pamanukan en Tjiasemlanden" tahun 1910-an, sehingga umurnya sekarang diperkirakan hampir 120 tahun. Kemungkinan benih atau bibitnya dibawa pedagang atau pengusaha kebun langsung dari Afrika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun