Harapan masyarakat terhadap pendidikan sangatlah tinggi. Bahkan seperti sesuatu yang mustahil untuk dilakukan. Akhirnya, masyarakat sendiri yang kecewa dengan produk pendidikan yang ada.
Guru jelas memiliki peran penting dalam pendidikan. Bahkan guru sering dituduh sebagai satu-satunya aktor yang harus bertanggung jawab ketika terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan (kalau berhasil, pemerintah atau pemda yang mendaulat dirinya).
Jika guru hanya menangani beberapa anak mungkin tak akan terjadi salah kelola. Tapi kalau guru harus dibebani mengajar sebanyak 24 jam mengajar, yang berarti mengajar 12 kelas bagi guru yang 2 jam pelajaran, berarti pula harus memahami 40 anak kali 12 kelas (berapa tuh!). Mungkinkah guru dapat memahami karakter tiap individu anak yang unik?
Tak. Tak mungkin. Bahkan untuk sekedar hafal namanya saja sering salah. Bagaimana mungkin mengenal secara pribadi dan mengembangkan keunikannya?
Mungkin perlu dipikirkan lagi jumlah beban jam mengajar guru. Tujuannya tentu agar guru dapat mengenal setiap individu siswanya dan lebih lanjut mengembangkan mereka sesuatu dengan karakter masing-masing. Mungkinkah?
Harus. Guru juga manusia? Kalau terlalu capai pasti emosi bakal tak stabil. Ini kan tak akan kondusif untyuk suanana pembelajaran.
Tulisan ini terkesan membela diri. Ya. betul. Tujuannya semata-mata untuk perbaikan pendidikan kita.
Dan mohon maaf juga. Orangtua juga jangan terlalu pasrah pada sekolah ya. Apa-apa diserahkan ke sekolah. Seakan-akan kalau sudah sekolah, tugas pendidikan orangtua sudah selesai. Tinggal marah-marah kalau ada apa-apa di sekolah.
Mari kita pikirkan bersama.