Mohon tunggu...
Misbahul Ulum
Misbahul Ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Amatir

Juru ketik, anak petani tulen, mantan karyawan negara.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kehilangan dan Doa Amnesia

25 Mei 2017   10:55 Diperbarui: 25 Mei 2017   11:12 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: yputube.com

Saat iseng buka youtube untuk refresh di sela-sela rutinitas kerja, muncul judul lagu “Amnesia” yang kebetulan ada di baris paling atas deretan video recommended di akun Youtube saya. Karena recommended itulah, akhirnya saya memutuskan untuk mendengar sekaligus melihat video klipnya. Belakangan saya baru tahu, ternyata lagu itu dinyanyikan oleh duo vokal unyu-unyu yang menamakan diri sebagai “The Fatima”. Awalnya saya mengira, mereka adalah penyanyi asal negeri Arab atau setidaknya dari kawasan Midle East, mengingat nama yang mereka gunakan sangat Arab Minded. Eeeeee jebul mereka artis pendatang baru yang dipoles RCM (Republik Cinta Managemen)-nya Mas Ahmad Dhani.

Setelah cukup lama mendengarkan dan menikmati lagu yang suara vokalisnya - menurut telinga saya - nyaris mirip dengan suara Astrid Cilapop ini, saya mulai sedikit terusik. Bukan karena penyanyinya yang unyu-unyu, tapi karena lirik lagu yang menurut saya terlalu berlebihan.

Awalnya saya menikmati nada dan suara vokalisnya yang manja dan lenjeh. Tapi setelah semua lirik dinyanyikan, perasangka buruk saya-pun muncul. Saya yakin lagu ini ditulis oleh orang yang sudah kehilangan akal sehat. Atau setidaknya ditulis oleh orang yang memiliki masa lalu yang kelam.

Untuk menganalisis dan mengupas tuntas lagu berjudul “Amnesia” ini saya mencoba meluangkan waktu khusus untuk merenungkan dan berdiskusi bersama google, juga yahoo. Ditemani secangkir teh tarik panas, saya mulai melakukan penelusuran. Akhirnya, setelah menimbang, menelaah dan meneliti, saya menemukan makna amnesia yang kurang lebihnya adalah lupa ingatan. Hemmmmmmmm semacam gejala orang yang terserang penyakit pikun mungkin ya.

Dalam proses perenungan dan diskusi itu tiba-tiba pertanyaan cerdas dan kritis saya muncul. “Memang, harus sampai amnesia ya, kalau hanya sekedar ingin melupakan kisah cinta di masa lalu?” Lalu pernyataan lanjutan-pun ikut-ikutan muncul bertubi-tubi; “Memang, kisah cinta macam apa yang bisa membuat orang ingin melupakannya, hingga ingin amnesia? ”Sedalam itukah rasa cinta kepada mantan, hingga harus berharap amnesia?” Akhirnya saya menyimpulkan bahwa lagu ini adalah lagu nge-hek yang cenderung lebay.

Cinta itu memang indah, manis, legit,  dan terkadang tidak ada logika (menurut Agnes Monica). Tapi, bukankan kita harus memiliki priorotas dalam bercinta? Bukankah cinta yang paling utama adalah cinta kepada Tuhan, kemudian kepada orang tua, baru kepada pacar? (Cieee sok Yes dan Sok bijaksana)

Jadi, Plese deh jangan lebay, apalagi sampai ingin amnesia gara-gara persoalan cinta kepada pacar.  Hidup ini masih panjang dan masih ada cinta yang lain yang siap menjadi cerita baru. So, Bersikap biasa saja, hadapi dengan tenang.

Bagi Anda yang kebetulan membaca tulisan ini, mungkin Anda pernah merasakan sakit hati atau pernah merasa kehilangan karena “cinta”. Tapi, bukanlah sakit itu adalah bagian dari kehidupan, dan kehilangan adalah bagian dari pelajaran hidup?

Satu hal yang selama ini sering diiabaikan adalah bahwa perasaan kehilangan itu ada karena belum menemukan pengganti yang lain. Jadi, jika Anda sudah menemukan yang lain, pasti lupa dengan masa lalu kok. Maka dari itu, jika Anda saat ini sedang dalam masa Move On, merasa sakit karena kehilangan. Segera cari penggantinya. Jika masih belum ketemu, ganti perasaan kehilangan anda dengan memperbanyak aktivitas positif, kurangi mabuk-mabukan, dan tentunya jangan sering dugem apalagi nge-drugs, itu tidak baik.

Dan terakhir, Jangan memaksa Tuhan untuk melumpuhkan ingatan Anda hingga amnesia. Apakah Anda mau jika suatu hari Anda benar-benar amnesia dan kehilangan ingatan?? Masih Banyak hal di masa lalu yang indah bukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun