Mohon tunggu...
Diamond Rachael
Diamond Rachael Mohon Tunggu... -

Liliput

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak-anak di negara maju milik negara.

8 September 2011   20:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Indonesia yang termasuk negara berkembang dan hanya sedikit lebih baik dari negara-negara seperti somalia.ethiopia,kenya,dll. Lain hanya negara-negara maju kawasan benua America,Eropa maupun Australia dimana dari mulai anak terlahir peran pemerintah begitu besar. Negara-negara maju ini kelahiran anak di sambut dengan deretan hadiah dari pemerintah, dari mulai biaya kelahiran gratis sampai hadiah bagi si anak berupa dana kelahiran yang jumlahnya lumayan besar. Belum lagi ketika anak ini berkembang selain bantuan anak ada tambahan biaya perawatan anak biasanya sampai usia 5 tahun. Dana dari pemerintah ini di berikan berupa cek ataupun di transfer ke rekening seperti permintaan keluarga. Itulah anak-anak di luar negeri yang berada di negara maju.

Anak-anak di negara maju dari mulai usia dini sudah diajarkan untuk menjadi dirinya sendiri, jika merasa mendapat kekerasan dan prilaku kurang baik dari orang tuanya bisa menghubungi nomer yang menolong jika di perlukan, dan itu sudah di ajarkan dari mulai mereka masuk taman bermain,selain itu cukup banyak  lingkungan dan guru-guru juga perduli akan anak,terutama jika hidup dalam lingkungan appartemen/rumah   cukup banyak penghuninya adalah orang-orang yang lahir dan di besarkan di negara itu, tentunya jika lingkungan mayoritas immigran dari negara-negara yang kekerasan pada anak termasuk tak masalah,  tentunya tak akan masalah sekali jika sedikit terjadi kekerasan terhadap anak.  Hanya pada lingkungan perduli tentunya akan masalah jika terlihat hal yang sekiranya tak pada tempatnya. urusan dengan kepolisian dan perlindungan anak akan mengatasinya. Karena hal-hal ini sebenarnya orang tua di negara maju tak memiliki anak sepenuhnya.

Pada golongan keluarga menengah ke bawah, rata-rata keperdulian si anak ketika dewasapun sedikit banyak tak ada terhadap orang tuanya. Anak-anak ini menghargai ataupun menghormati orang tuanya, hanya dalam beberapa urusan anak terlihat teramat jauh dari orang tuanya.Di golongan keluarga bawah pada umumnya cukup banyak orang tua yang mengandalkan bantuan pemerintah di tambah uang anak ini, karena jika bantuan pemerintah sebenarnya tak mencukupi untuk bernafas lega, untuk makan ataupun tempat tinggal minimum ukuran negara maju tentulah cukup, hanya manusia memerlukan kebutuhan lainnya. Jika keluarga yang mempunyai anak bantuan anak ini cukup besar membantu, bagi keluarga yang tak punya pekerjaan ataupun yang kerjanya tak tentu ,sekaligus menjadikan pendapatan teramat minim. Umumnya ketika dewasa anak-anak ini paham atas kontribusi pemerintah . Untuk melanjutkan universitas pun orang tua tak perlu berpikir banyak bantuan untuk melanjutkan sekolah ini ada, yang nanti akan di potongkan ke pendapatan , ketika mereka telah bekerja. Melihat demikian banyaknya peran serta pemerintah, sering anak-anak dari golongan menengah bawah ini merasa peran orang tua dalam pembiayaan mereka tak banyak ikut.  Tak heran cukup banyak anak-anak dari golongan menengah bawah ini yang terlihat seperti tak ingin mengurus orang tuanya, ketika mereka tua. Selain mereka juga umumnya sibuk sendiri dengan pemenuhan kebutuhan diri, sehingga tak ada waktu.

Di negara maju pada umumnya untuk bisa naik derajat kelas bawah ke kelas atas kesulitannya berlipat. Apalagi jika immigran merupakan kedua-duanya. Tak mudah untuk bisa punya posisi, walaupun di negara maju diskriminasi tidak boleh hanya biasanya bagi immigran tetap ada maxsimal level yang bisa di peroleh,kalaupun ada yang bisa lebih dari levelnya umumnya ada komunitas yang cukup kuat ikut berperan, tanpa itu semua kesulitan akan berlipat. Anak-anak immigran jika hanya pas-pasan akan hidup tak jauh dari kedua orang tuanya, persaingan tentunya tak mudah untuk anak-anak immigran ini, terutama ketika mereka sudah harus memulai kehidupan.Selain persaingan dengan orang yang di besarkan dan keturunan beberapa generasi di negara maju mereka akan punya tambahan persaingan dari kedatangan immigran baru dari negara-negara lain, yang tentunya sudah melalui seleksi oleh immigrasi. Jika immigran kedua-duanya dari negara-negara yang termasuk dalam kelompok negara dimana komunitas cukup solid, biasanya keberhasilan baru akan terlihat pada generasi ke tiga setelah berada di negara tersebut. Banyak juga untuk mempercepat dengan pernikahan campuran, dimana salah satunya merupakan kelahiran dan di besarkan di negara setempat.

Tentunya hal inilah yang sedikit banyak membedakan negara maju dengan negara berkembang, di mana pada negara berkembang, peran orang tua dalam membesarkan dan membiayai si anak terhitung cukup lama sampai mereka selesai universitas. Tak sedikit setelah universitas pun orang tua masih ikut membantu. Tidak di negara maju, umur 18 tahun anak-anak sudah keluar dari keluarga, pemerintah pun sudah tak memberikan bantuan melalui orang tuanya. Bantuan jika di perlukan akan anak sendiri yang mengurusnya. Begitu juga dengan documen dan lainnya. Usia inipun sering di jumpai anak-anak yang sudah memisahkan diri terhadap keluarganya. Ada waktu walaupun tinggal sekota orang tua dan anak jarang berjumpa. Tak sedikit di jumpai orang tua yang tinggal hanya terhitung menit sampai ke tempat anaknya, jika tak menghubungi terlebih dahulu belum tentu bisa berjumpa. Hal yang tak biasa di Indonesia, umumnya jika anak dekat dengan orang tua, pertemuan anak dan orang tua merupakan hal yang biasa. Melihat anak makan siang di rumah orang tuanya walaupun sudah berkeluarga hal yang umum, tidak biasa di negara ini, anak-anak datang semaunya. Itu peranan orang tua di negara maju. Tentunya sedikit lain jika dalam kelompok keluarga kaya. Yang rata-rata warisan bisnis orang tuanya membuat ikatan anak dengan orang tuanya cukup kuat. Umumnya golongan kaya ini sudah beberapa generasi yang terus menerus mewariskan kerajaan bisnisnya. Ikatan kekeluargaan di golongan kaya negara maju lain dengan golongan menengah bawah. Untuk menjadi kaya di negara maju teramat sulit, rata-rata yang berbisnis pun sudah beberapa generasi ,tak heran banyak  perusahaan umurnya sudah ratusan tahun.


Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun