Mohon tunggu...
mihruzah
mihruzah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

RUU Pencabutan Larangan Ekspor Minyak AS

20 Desember 2015   08:38 Diperbarui: 26 Februari 2016   15:47 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harga minyak dunia kembali turun pada Kamis (17/12/2015) waktu New York (Jumat pagi WIB).

Kekhawatiran melimpahnya persediaan minyak AS dan penguatan dollar AS setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga adalah beberapa penyebab turunnya harga minyak mentah.

Pengiriman Januari minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 57 sen menjadi 34,95 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange . Setelah berangsur kembali di awal perdagangan Asia pada Kamis, jatuh lagi dan diperdagangkan delapan sen lebih rendah menjadi US$35,44  per barel pada pukul 07.00 GMT. Sedangkan patokan harga Eropa untuk  kontrak baru Februari turun 15 sen menjadi US$37,24  per barel.

Penurunan terjadi setelah laporan persediaan Departemen Energi AS pada rabu menunjukkan kenaikan besar dalam produksi minyak mentah, serta peningkatan dalam persediaan bahan bakar bensin dan distilat.

Pasokan minyak mentah AS naik 4,8 juta barrel menjadi 490,7 juta barel atau lebih dari 110,7 juta barel tahun sebelumnya. Pasokan minyak mentah AS bertambah 12.000 barel menjadi 9,176 juta barel per hari pada pekan lalu.

Pegumuman kenaikkan pertama suku bunga acuan AS dalam 9 tahun terakhir membuat nilai tukar dollar AS terhadap mata uang dunia lainnya menguat. Hal ini sangat menguntungkan bagi AS karena dollar dapat menyalip sebagian besar dari pesaingnya, hal tersebut berdampak minyak mentah mahal untuk pelanggan dengan menggunakan mata uang lemah.

Ekspor minyak mentah dilarang pada tahun 1975 karena harga melambung tinggi setelah embargo minyak Arab saat itu, kini beberapa para analis akan memberikan dukungan harga setelah anggota parlemen AS sepakat untuk meloloskan RUU pencabutan larangan ekspor minyak selama empat dekade sebagai bagian perombakan besar-besaran pengeluaran pemerintah.

Kepala praktek minyak dan gas Asia-Pasifik pada organisasi jasa profesional EY  Sanjeev Gupta menuturkan sebuah pencabutan larangan ekspor bisa mengurangi kesenjangan antara WTI dan Brent, dengan menyediakan pasar global sebuah pengganti untuk minyak dari wilayah pemasok utama saat ini.

 

[caption caption="KOMPAS"][/caption]

 

http://kursrupiah.net/category/ekonomi/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun