Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Pulang Kampung Setiap Hari Raya

23 Desember 2012   03:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:10 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1356251454911424584

Pulang Kampung Natalan Warga Kawanua

[caption id="attachment_231091" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com/Ronny Adolof Buol)"][/caption]

Tradisi merayakan hari Natal sudah turun temurun bagi warga Kristiani di mana saja. Untuk mereka yang berasal dari Manado dan Minahasa, perayaan tersebut juga dilakukan dengan sangat meriah. Dari ujung Utara ke Selatan, Barat ke Timur, dan di pelosok desa maupun pusat kota suasana Natal pasti sudah sangat terasa.

Bagi orang-orang perantauan seperti saya misalnya, dan juga ribuan 'Kawanua' (sebutan khas untuk orang Manado dan Minahasa) lainnya merayakan Natal akan selalu identik dengan pulang kampung. Keinginan untuk merayakan natal di kampung halaman sendiri sepertinya sudah menjadi magnet atau 'keharusan' tersendiri. Secara tradisi maka merayakan Natal akan memiliki nilai kekeluargaan yang amat tinggi bila itu dirayakan dengan keluarga-keluarga terdekat kita, juga lingkungan dari mana kita berasal. Ketika kita mengadakan ibadah secara khusuk dalam lingkup terdekat kita terlebih dahulu.

Tradisi lain di Manado dan Minahasa adalah jauh-jauh sebelum Natal, mereka sudah mulai mengentalkan suasana natal, hal itu dilakukan antara lain dengan misalnya pemasangan lampion Natal serta pohon Natal jauh sebelum bulan Desember, bahkan pada bulan Oktober dan November saja sudah terdengar lagu-lagu Natal dan orang-orang sibuk membuat kue Natal. Angkutan umum memutar lagu-lagu Natal di sepanjang perjalanan. Hal lain yang biasanya saya saksikan adalah bahwa sejak tanggal 1 Desember, maka hampir setiap kolom (persekutuan terkecil dalam suatu lingkup Gereja), jemaat, lingkungan, sampai kepada istansi pemerintah maupun perusahaan swasta mengadakan apa yang disebut sebagai 'Ibadah Pohon Terang'. Setelah Natal tanggal 25 usai pun secara tidak resmi tanggal 26 dirayakan melalui rangkaian ibadah yang dikenal sebagai 'Natal Hari Ke Dua'.Saya memperoleh kesan tersendiri yang amat dalam, ketika pulang dari Amerika Desember tahun lalu untuk merayakan Natal kembali di kampung halaman, setelah belasan tahun merayakannya di negeri orang. Saya mendapati betapa kerukunan umat beragama di kampung halaman saya bukan hanya isapan jempol semata yang sering saya dengar, dan baca.

Kawan-kawan yang muslim pada saat itu bahkan ada yang terlibat sebagai panitia perayaan natal. Pemuda-pemuda muslim yang lain ikut menjaga jalannya rangkaian ibadah pohon terang yang sementara berlangsung. Saya jadi teringat kata-kata Richard Nixon ini, "If you want to make beautiful music, you must play the black and the white notes together." Bukankah alunan musik kehidupan, keragaman dan keberagamaan kita akan terasa lebih manis dan indah, bila lantunan melodi persatuan dan persaudaraan dimainkan secara bersama dan tanpa tendensi negatif apapun? "For we know that our patchwork heritage is a strength, and not a weakness. We are a nation of Muslims and Christians, Buddhists and Hindus...."

Natal Kawanua Pulang Kampung

Tahun ini, rencananya ada sekitar ratusan sampai ribuan warga kawanua (kumpulan warga Manado dan Minahasa) yang telah berdiaspora di berbagai penjuru dunia akan datang untuk mengadakan acara "Kawanua Baku Dapa" dan puncaknya yaitu perayaan Natal bersama. Panitianya sudah sejak lama terbentuk. Tahun ini sepertinya akan dibuat semeriah dan sebermanfaat mungkin

Beberapa kawan saya yang datang dari Amerika dan Kanada sudah sempat menelepon sekedar memberi kabar bahwa mereka ada yang sudah mendarat di Manado, dan ternyata mereka disambut secara khusus di Bandara Sam Ratulangi. Musik-musik tradisional seperti Musik Bambu dan kolintang turut meyemaraki dengan melantunkan melodi-melodi Natal. Aha, saya pun sepertinya ingin segera menyusul mereka pulang kampung untuk menghadiri acara Kawanua Bakudapa dan perayaan Natal bersama itu. Jakarta - Manado kan hanya makan waktu 3 jam lebih sedikit.

Tempat-tempat yang sudah disiapkan, dan menurut saya bakal paling ramai dikunjungi antara lain adalah Boulevard Manado, Batu Nona di Minahasa Utara, Bukit Doa yang berlokasi di Kakaskasen, dan tentu saja Desa Sonder tempat di mana akan dilangsungkannya Karnaval Natal. Selain itu, kunjungan-kunjungan ke Bukit Kasih Kanonang, Danau Linouw yang warna warni itu, serta kota bunga Tomohon pasti akan gencar dikunjungi.

Khusus di Boulevard Manado sudah sementara dilaksanakan sebuah acara bertajuk Christmas@Boulevard 2012. Acara yang digagas oleh berbagai pihak termasuk IT Center, Pemkot Manado, Pemprov Sulut, Polda Sulut, dan Korem 131 Santiago tentu menyita banyak pengunjung.  Di situ ditampilkan Parade Santa, kemudian ada juga Christmas Tree Competition, Vocal Group Competition. Bagi Anda para penyuka kuliner dapat mencoba galeri dari Christmas Food, juga ada sajian berbagai makanan tradisional khas daerah-daerah yang ada di Manado dan Minahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun