Bismillahhirromhmanirrohim...
Selamat membaca kompasianer :)
Mendidik anak adalah menumbuhkan, mengembangkan, dan menyuburkan, atau lebih tepatnya “mengkondisikan” sifat-sifat dasar (fitrah) seorang anak yang ada sejak awal penciptaannya. Tujuannya agar anak dapat tumbuh subur dan berkembang dengan baik.
Kuman-kuman kehidupan atau “duri-duri perjalanan” tentu semakin nyata dan berbahaya dizaman dan dimana kita hidup saat ini. Masalahnya apakah kenyataan ini telah membawa kesadaran bagi kita untuk membentengi diri dari keluarga kita?
Dalam pandangan islam, anak adalah titipan anugrah yang diberikan Allah pada orangtuanya. Kehadiran anak disebut :
Berita baik;
“hai zakaria, sesungguhnya kami memberi kabar gembira padamu akan (diberi) seorang anak yang namanya yahya, yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (QS. Maryam:7)
Hiburan karena mengenakkan pandangan mata;
Dan orang-orang yang berkata: “ya tuhan kami, anugerakanlah kepada kamiistri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati. (QS. Al-furqan:74)
Perhiasan hidup di dunia;
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia…. (QS. Al-kahfi:46)