Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menghidupkan Kembali Bahasa Daerah untuk Mewarisi Nilai Budaya dan Kearifan Lokal

6 Januari 2020   09:55 Diperbarui: 6 Januari 2020   10:09 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: hafidzabdillah.blogspot.com

Bahasa adalah alat komunikasi yang kita peroleh sejak bayi. Umumnya kita sepakat bahwa bahasa ibu adalah bahasa pertama yang kita gunakan dalam keseharian dan kita peroleh sejak kecil dalam keluarga. Dalam istilah linguistics dikenal dengan first language (L1) atau mother tounge. 

Kemampuan berbahasa erat kaitannya dengan Success, artinya bahasa adalah kunci untuk menguasai lainnya. Tanpa bahasa seorang bayi akan sulit mengutarakan rasa lapar, haus, dan lainnya. Dan kemampuan mengakses informasi juga sangat bergantung pada kemampuan berbahasa, intinya bahasa adalah gerbang ilmu. 

Umumnya kebanyakan keluarga di Indonesia besar sebagai Bilingual Speakers dan mampu berkomunikasi dalam dua bahasa sekaligus sehingga mudah berinteraksi dalam bahasa daerah dengan sesama mereka atau dalam lingkungan yang berbahasa indonesia sekalipun. 

Dewasa ini tren berbahasa asing sudah mulai mengalahkan bahasa daerah dan nasional. Banyak keluarga yang mulai mengenakan bahasa inggris ke anak mulai dini. Tujuannya agar kelak anak mahir berbahasa asing dan bisa lebih sukses berkaris. 

Seiring berkembangnya teknologi, akses terhadap bahasa asing semakin penting. Bukan hanya karena faktor pendidikan tapi lebih kepada sumber informasi dan komunikasi. Dengan ketergantungan remaja kepada sosial media dewasa ini secara pelan namun pasti bahasa daerah semakin tersingkirkan dan kemungkinan akan punah. 

Di satu sisi teknologi mempermudah segala hal, disisi lain ada hal yang harus dikorbankan. Bahasa lokal adalah satu dari sekian banyak yang harus mundur saat teknologi semakin terdepan. Akses informasi yang umumnya tersedia dalam bahasa Indonesia dan asing (Inggris) mengharuskan kita sangat tergantung kepada kedua bahasa ini dalam keseharian. Hanya sebagian kecil informasi tersedia dalam bahasa daerah, terlebih dalam bentuk tertulis. 

Akankah bahasa daerah segera punah? 

Jawabannya bisa iya dan tidak. Banyak faktor yang mempengarungi hilangnya sebuah bahasa. Diantaranya, faktor migrasi, kebijakan pemerintah, ekonomi dan politik, dan perkawinan antar suku atau negara. Faktor utama yang sangat berpengaruh yaitu semakin berkurangnya penutur asli bahasa tersebut karena munculnya bahasa lain yang mendominasi.

Jika bahasa lain mendominasi bahasa daerah maka dengan sendirinya bahasa daerah akan berubah menjadi bahasa kedua (second language). Secara perlahan penutur asli bahasa daerah akan beralih ke bahasa yang dominan dipakai didaerahnya. Secara jangka panjang ini menyebabkan berubahnya kata asli dalam bahasa daerah dan akan hilang dengan sendirinya ketika tidak lagi digunakan. 

Tanpa kita sadari kita sudah berada  fase ini. Banyak kosakata asli bahasa daerah yang sudah punah dan berganti ke bahasa kedua karena umumnya remaja tidak lagi mengetahuinya. 

Salah satu penyebab adalah transfer bahasa antar generasi sudah menurun terjadi. Banyak keluarga sudah beralih ke bahasa Indonesia sehingga anak-anak tidak lagi paham penggunaan bahasa daerah dengan sempurna. Walau sebagian masih memakai bahasa daerah didalam keluarga, akses percakapan sangat terbatas karena dominasi bahasa pertama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun