Pernikahan dibangun untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing.  Sehingga akan menciptakan sebuah pertalian yang  saling menguatkan. Suami tak bisa berdiri sendiri,  istri juga demikian.  Sehingga yang  namanya keluarga itu harus saling kompak dalam hal apapun.
Mungkin benar kata orang tua, hari ini jaman edan, yen ora edan ora keduman. Sehingga para manusia berlomba untuk  ngedan tanpa peduli efek apa yang ditimbulkan.
Apalagi ini jaman maju, orang berinteraksi hanya dengan menggeser layar android, terhubung tanpa batas negara, meskipun sekedar hura-hura.
Telpon seluler mengalami peningkatan fungsi, kini tak lagi sebagai pengantar suara komunikasi juga tempat saling berbagi.
Orang-orang berlagak eksis, membagikan apa saja sebagai upaya ekspresi jati diri. Termasuk mengumbar aib diri sendiri.
Suami istri  seperti saling berlomba mengumbar diri dan nafsu angkara. Entah dengan maksud apa,  hingga tanpa sadar aib terbuka.
Sudah selayaknya suami istri harus saling menutupi. Â Sebab aib pasangan adalah aibnya juga. Â
Bukankah agama sudah memerintahkan bahwa suami  istri ibarat selimut bagi masing-masing diri, sehingga akan saling  menutupi lobang cacat yang  dimiliki?
Sudah seharusnya,  setiap pasangan memiliki pedoman bahwa apa yang  dilakukan berdua semua bersifat rahasia.  Tak layak diketahui publik,  apalagi yang  bersifat sangat privasi.
Saya sering  mendengar,  orang-orang yang  mengobrol di warung kopi.  Membicarakan aib istri masing-masing.  Tentang uang belanja maupun urusan di ranjang.