Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Sekolah Bisa Jadi Rumah Kedua dan Guru Jadi Pengganti Orangtua?

17 Februari 2020   09:19 Diperbarui: 17 Februari 2020   09:25 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi medibulletin.com

Full Day School  sudah berlaku nyaris di semua sekolah.  Di wilayah kami ada yang  sudah menerapkan full day school sejak sekolah dibuka  pertama kali,  dan ada pula yang  masih menerapkan jam belajar biasa 6 hari.

Soal bagaiamana keseharian mereka di sekolah,  kami sebagai orang tua hanya bisa pasrah dan menyerahkan semua urusan anak-anak pada bapak ibu guru yang  mengampunya.  Tentu dengan memberikan bekal uang  saku agak dilebihkan agar anak-anak bisa jajan , dan kebutuhan nutrisi mereka tetap terpenuhi selama di sekolah.

Secara pribadi saya mengamati bahwa anak-anak saya yang telah mengikuti full day school  memang ada perubahan yang  signifikan dalam semangat belajar.  Kalau sebelumnya mereka pulang sekolah langsung main hp,  nonton tv,  atau bermain dengan teman-teman,  sekarang sudah tidak lagi.

Anak-anak pulang sekolah pukul 5 sore,  sampai di rumah sudah menjelang maghrib. Setelah sholat maghrib anak saya membuka kembali pelajaran sekolah dan mengerjakan tugas-tugas untuk esok hari.  

Setelah itu ia akan melek sebentar nonton tv beberapa menit lalu beranjak ke kamar mengurai mimpi.

Subuh bangun,  sholat,  mandi,  sarapan,  setelah itu berangkat sekolah lagi  seperti biasa. Itu adalah hari-hari kegiatan anak-anak kami.

Memang ada kegiatan rutin yang dari anak-anak di sore hari.  Yaitu kegiatan TPQ ba'da ashar dan mengaji di mushola,  kecuali hari sabtu dan minggu,  itu pun kalau mereka mau.

Kita sebagai orang tua waktunya banyak tersita untuk urusan mencari nafkah.  Dan anak-anak disibukkan dengan kegiatan sekolah. Otomatis kebersamaan anak-anak dengan orang tua porsinya berkurang.

Para wiraswastawan seperti saya tak lagi punya angan dibantu anak dalam menyelesaikan pekerjaan.  Bahkan waktu bergurau dengan anak untuk mengekspresikan kasih sayang juga berkurang.

Memang sebenarnya ada sedikit timbul kekawatiran.  Kalau di rumah semua kebutuhan anak-anak akan dipenuhi secara optimal.  Artinya kebutuhan mereka dalam hal makan dan hiburan bisa dijangkau begitu saja.  Di rumah sudah tersedia dan orang tua melayaninya.

Sementara sekolah biasa dengan ribuan siswa,  melaksanakan program 5 hari kerja dengan tingkat kesulitan yang  lebih tinggi. Sekolah harus mengelola berbagai keperluan siswa dengan sifat dan karakter yang  kompleks dan beragam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun