Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Apakah Zidane Harus "Koppig" Seperti Pep?

24 Januari 2017   20:16 Diperbarui: 25 Januari 2017   07:46 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Real Madrid, Zidane. Skysport

Zidane lolos dari kondisi sulit pada saat memenangkan laga di La Liga melawan Malaga 2-1. Sebelum itu Zidane mengalami kondisi sulit setelah Madrid kalah 2 kali dari 40 kali laga tanpa terkalahkan secara beruntun. Kondisi kalah setelah mengalami tanpa kekalahan yang panjang, memang dapat memberikan efek psikologis terhadap tim. Bukan hanya Zidane, Pep juga mengalami hal yang sama dengan City.

Pep bahkan mendapatkan kondisi yang lebih buruk dari Zidane. Kekalahan kekalahan yang dialami Madrid 2 kali secara beruntun dengan Sevilla 1-2 di La Liga, dan dengan Celta Vigo 1-2 di Copa Del Rey, masih menempatkan Madrid di puncak klasemen sementara. Namun kekalahan kekalahan City, bahkan sempat membuat Pep hampir putus asa dalam mengejar asa untuk memenangkan BPL. Kekalahan yang dialami City, membuat City semakin jauh jaraknya dari pimpinan klasemen sementara BPL, yang saat ini diduduki Chelsea.

Bagaimana strategi Zidane dan Pep dalam menghadapi laga laga ke depan. Baik Zidane maupun Pep di samping akan bertarung di Liga masing-masing, masih tetap akan berlaga di Liga Champions. Baik Madrid maupun City akan mengikuti laga home and away di babak 16 besar Liga Champions. Laga knock out di Liga Champions tersebut tentu akan sangat mempengaruhi strategi permainan baik di Liga masing masing negara, dan tentu sajaj di Liga Champions.

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola. ESPN
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola. ESPN
Bagi Pep, akan lebih aman kalau fokus ke liga Champions. Namun tetap perfom  di BPL untuk menjaga konsistensi dan mental pemain. Di samping di Liga BPL, City sudah terpaut sangat jauh dengan Chelsea yang sedang di puncak klasemen sementara, City juga harus menghadapi lawan berat di Liga Champions. City harus berhadapan dengan Monaco yang merupakan juara grup di babak penyisihan Liga Champions, karena City bukan juara grup. Namun dengan kepiawaian Pep, City masih mempunyai peluang untuk lolos ke babak 8 besar Liga Champions.  

Untuk itu, akan lebih baik bagi Pep mulai saat ini, sudah memikirkan strategi untuk memenangkan laga knock out di babak 16 besar Liga Champions. Barangkali hal itu masih dapat membuka peluang bagi Pep menorehkan sejarah baru City. Walaupun tantangan yang dihadapi Pep di Liga Champions tentu sangat berat. Dengan skuad Bayern yang begitu kuat saja, Pep gagal membawa Bayern memenangi Liga Champions, apalagi skuad City dapat saja masih di bawah Bayern atau pun Barca. Namun dalam sepakbola semua bisa terjadi.

Pilihan Pep untuk lebih fokus di Liga Champions akan lebih rasional dan mempunyai peluang lebih besar bagi City untuk memperoleh hasil gemilang. Namun masalah besarnya adalah, Pep bukanlah seorang rasional dalam menerapkan strategi bermain bola. Pep lebih sering disebut orang sebagai orang "Koppig" dalam hal memainkan strategi bermain bola menyerang bahkan sering melupakan bagaimana bermain bertahan. 

Memainkan sepakbola indah, merupakan obsesi Pep, tanpa peduli di posisi dan kondisi di mana klub bermain. Barangkali Bayern dapat menjadi ilustrasi, bagaimana "koppig"nya Pep dalam memimpin Bayern. Mampu memenangkan 3 kali laga kandang di semifinal Liga Champions, tetapi gagal masuk final, karena kalah angka.

Apakah Pep akan tetap "koppig" dengan situasi dan kondisi City saat ini, atau akan lebih rasional? Akan menjadi suatu hal yang menarik untuk diamati beberapa waktu mendatang.

Bagaimana dengan Zidane?

Apakah Zidane sebaiknya juga seperti Pep untuk lebih fokus ke Liga Champions, atau ke La Liga, atau bahkan tetap mencoba fokus pada setiap laga yang dihadapi, baik La Liga maupun Liga Champions. Posisi Madrid yang masih mampu mengalahkan Malaga di La Liga, setelah mengalami kekalahan 2 kali beruntun, setelah tanpa kekalahan dalam 40 laga, di La Liga, namun banyak pemainnya mengalami cidera, harus mendapat perhatian serius Zidane.

Apakah Zidane akan menjadi "koppig" seperti Pep dan akan tetap bertarung mempertahankan perfoma tim di setiap laga? Atau bahkan bermain strategis, pragmatis ala Mou. Bukan dalam memainkan sepakbola "parkir bus" untuk bertahan dan hanya akan mencuri kesempatan dalam serangan balik cepat, untuk memenangkan laga, tetapi memainkan strategi kalah untuk menang. Kalah dalam pengertian mengurangi konsentrasi di Liga Champions, tetapi lebih fokus ke La Liga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun