Gambar, Safrin Zailani (kiri) dengan tanaman Apel yang sedang berbuah di Despot Linge Aceh Tengah (Doc. FMT)
Selama ini mungkin orang hanya mengenal kota Batudan Malang sebagai daerah penghasil Apel, karena kedua daerah itu memang sudah lama menjadi sentra produksi apel, khususnya untuk varietas Manalagi, Ana dan Rome Beauty. Dan mungkin belum banyak yang tau kalau di Dataran Tinggi Gayo, komoditi apel juga dapat dibudidayakan dengan pertumbuhan dan hasil yang cukup baik.
Adalah pak Siswanto, transmigran asal kabupaten Malang yang sudah lama menetap di Despot Linge, Aceh Tengah ini sudah lama mengembangkan komoditi apel ini di lahan pertanian miliknya. Dari segi kualitas, aroma dan rasa, apel yang dihasilkan dari kebun Pak Sis ini tidak kalah dengan produk yang dihasilkan oleh petani di Batu atau Malang. Hanya saja, luas areal tanam komoditi apel ini di kabupaten Aceh Tengah memang masih sangat terbatas, baru beberapa hektar saja.
Keberadaan apel Pak Sis ini sudah mulai diketahui oleh publik, khususnya di wilayah Gayo setelah berbagai media mulai mepublikasikannya. Dan sejak saat itu, apel seolah muncul sebagai “primadona” pertanian baru di Dataran Tinggi Gayo ini, mendampingi komoditi unggulan lainnya seperti Kopi Arabika, Jeruk Keprok Gayo, Alpukat dan bermacam komoditi hortikultura lainnya. Berbagai upaya terus dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk terus memperluas areal tanam apel ini di Gayo. Begitu juga upaya memperkenalkan apel Gayo ini kepada masyarakat luas juga terus dilakukan oleh instansi terkait melalui berbagai even berskala regional maupun nasional.
Dipamerkan di ajang PENAS XV
Even Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan ke XV yang digelar tahun 2017 ini juga dimanfaatkan oleh para insan pertanian di kabupaten Aceh Tengah untuk “mengangkat” apel Gayo ini agar dikenal oleh publik secara lebih luas. Kebetulan dalam even akbar yang akan diikuti tidak kurang 35.000 peserta perwakilan petani nelayan dari seluruh Indonesia itu, provinsi Aceh akan bertindak sebagai tuan rumah. Tentu saja momentum penting yang akan digelar selama sepekan dari tanggal 6 sampai 11 Mei 2017 ini, tidak disia-siakan oleh pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melalui Dinas Pertanian setempat untuk mempromosikan produk pertanian unggulan dari daerah ini.
Apel Gayo merupakan salah satu produk andalan yang akan ikut dipromosikan dalam even berskala nasional ini. Seperti diungkapkan oleh Koordinator Pameran Pertanian Kabupaten Aceh Tengah, Safrin Zailani, SP, produk apel yeng berasal dari kebun Pak Sis ini merupakan salah satu andalan di stand pameran Kabupaten Aceh Tengah di ajang PENAS XV ini. Sebelumnya, pada tahun 2016 yang lalu, Safrin dan kawan-kawan juga telah mempromosikan apel Gayo ini dalam ajang Pekan Daerah (PEDA) provinsi Aceh yang digelar di Banda Aceh.
“Tahun lalu kita sudah perkenalkan apel Gayo dalam even PEDA, dan sambutan pengunjung sangat luar biasa. Tahun ini, kebetulan kita jadi tuan rumah PENAS ke XV, maka kamipun sudah siapkan komoditi apel ini sebagai salah satu andalan di stand pameran pertanian kita” ungkap Safrin yang selama ini dikenal sebagai penyuluh pertanian yang juga Kepala BPP Linge.
Menurut Safrin, di kalangan masyarakat Aceh sendiri masih banyak yang belum tau kalau di Aceh Tengah telah lama dikembangkan budidaya apel, itulah sebabnya even seperti PENAS ini menurutnya merupakan meomentum terbaik untuk memperkenalkan produk pertanian unggulan kita ini. Apalagi even kali ini skalanya lebih besar dan dihadiri peserta dari seluruh Indonesia, tentu ini akan sangat efektif untuk mempromosikan salah satu “idola” baru pertanian di Aceh Tengah.
Untuk keperluan pameran PENAS ini, pihaknya sudah mempersiapkan tanaman apel dalam pot yang sedang berbuah dan tidak ketinggalan buah-buah apel yang baru dipanen dari kebun Pak Sis. Untuk keperluan ini, pihaknya sudah lama berkoordinasi dengan Pak Sis untuk menyiapkan bahan pameran ini. Bahkan Pak Sis sudah mengkondisikan agar tanaman apelnya masak tepat pada saat pelaksanaan PENAS.
“Sudah sejak beberapa bulan yang lalu kami berkoordinasi dengan Pak Sis, bahkan beliau sudah bisa membuat rekayasa genetik untuk mengatur masa panen apel sehingga buah apel bisa masak tepat ketika even Penas ini digelar” lanjut Safrin.