Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengejutkan Hanya dalam Dua Jam Seseorang Bisa Jadi Teroris

11 Juni 2017   13:39 Diperbarui: 11 Juni 2017   20:42 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dulu saya sangat kagum mendengar cerita guru sejarah di sekolah bagaimana hebatnya pilot pilot tempur bala tentara Jepang pada Perang Dunia Kedua yang rela dan sangat sadar mengarahkan dan menubrukkan pesawat yang dikemudikannya kepada sasaran sasaran berupa kapal kapal perang milik sekutu.Ketika pesawat dia tabrakkan maka pesawat yang berisi bom itu akan meledak dan si pilotjuga akan tewas seketika.Oleh guru kami disebut pilot pesawat tempur itu merupakan pasukan Kamikaze sebuah pasukan berani mati yang dimiliki oleh tentara Nippon. Para pilot pesawat tempur itu rela mati karena kecintaannya kepada Kaisar dan tanah air nya Jepang.

Cerita tentang pasukan Kamikaze ini menyisakan sejumlah pertanyaan di hati saya bagaimana perasaan para pilot pesawat tempur itu ketika dia mengarahkan pesawatnya ke kapal perang sekutu yang ia tahu bahwa ia juga akan tewas,meledak bersama bom yang ada di pesawatnya.Wah sebuah keberanian yang luar biasa yang dilakukan oleh putra putra Negeri Matahari Terbit. Tetapi rasa kagum saya itu berobah menjadi terkejut ketika di tanah air tercinta mulai bermunculan bom bunuh diri.

Di badan mereka dililitkan bom kemudian ketika sudah tiba di sasaran bom itu diledakkannya atau diledakkan oleh orang lain. Muncul bayangan pertanyaan di hati saya,bagaimana perasaannya ketika bom dililitkan ditubuhnya,kenapa tidak ada rasa gentar di hatinya ,apakah tidak dibayangkannya berapa banyak nantinya korban orang orang yang tidak bersalah dan sejumlah pertanyaan lainnya pun bermunculan.

Kemudian mulailah terungkap para pelaku pemboman bunuh diri itu otaknya telah di doktrin dengan ajaran ajaran agama bahwa perbuatan yang dilakukannya itu adalah perbuatan yang mulia ,tindakannya itu adalah jihad,berperang di jalan Tuhan dan untuk pengorbanannya itu akan diperolehnya ganjaran masuk surga dan disana ia juga telah ditunggu oleh para bidadari.

Selanjutnya mengemuka lagi pertanyaan di hati saya berapa lama kah waktu yang dibutuhkan oleh seorang guru untuk mencuci otak para teroris itu.Butuhkah waktu yang berbulan bulan? Atau cukup hanya berminggu-minggu?

Ketika diselimuti berbagai pertanyaan itulah saya jadi terkejut ketika Ali Imron,terpidana seumur hidup Bom Bali menyatakan hanya butuh waktu dua jam untuk menanamkan paham radikal pada seseorang,memprovakasinya menjadi seorang teroris dan siap melakukan aksi bom bunuh diri.

Penjelasan Ali Imron tersebut dikemukakannya pada acara Rosi di Kompas Tv bertajuk " Cerita Mantan Teroris" ,Kamis 8/6/2017 yang kemudian diberitakan oleh Kompas.com ( 9/6/2017).

Selanjutnya Ali Imron mengatakan kelompok teroris biasanya menyitir ayat-ayat Al Qur'an untuk mencuci otak yang akan direkrut.Para perekrut selalu menegaskan bahwa seseorang yang berjihad akan mati syahid.

Uraian Ali Imron semakin menarik ketika ia menyatakan orang orang yang direkrut menjadi teroris biasanya sudah memiliki basis pengetahuan tentang jihad." Tinggal diarahkan,dipoles dan dibelokkan" ujar Ali Imron.

Terhadap uraian Ali Imron tersebut muncul berbagai hal dalam pikiran saya. Pertama ,luar biasa kemampuan para perekrut dengan menggunakan ayat ayat Al Qur'an mencuci otak ,meyakinkan si pelaku bahwa yang dilakukannya ini adalah jihad yang sesuai perintah Tuhan. Kedua bagaimana cara si perekrut menemukan calon teroris yang kemudian akan dia cuci otaknya.

Apakah si perekrut punya keahlian khusus untuk mencari dan kemudian menemukan calon terorisnya?.Misalnya apakah si perekrut mengamati seseorang itu dari latar belakang pendidikannya atau juga dari latar belakang ekonominya. Seperti yang diuraikan Ali Imron bahwa yang akan direkrut biasanya sudah memiliki pengetahuan tentang jihad.Pertanyaannya dimanakah pengetahuan jihad ini diperolehnya .Apakah bisa di peta kan terutama oleh polri di lembaga pendidikan mana saja jihad yang mengarah kepada kerelaan mati syahid dengan bom bunuh diri ini diajarkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun