Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menderita "Sleep Paralysis" tetapi Berkurang Sesudah Nulis di Kompasiana

22 Februari 2017   17:51 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:33 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


Sejak kecil saya menderita gangguan pada waktu tidur dan mungkin ini bisa disebut juga sebagai penyakit.Ketika tidur nyenyak tiba tiba terbangun tetapi pada waktu tersebut terasa kesulitan waktu bernafas.Rasanya seperti megap di dalam air atau juga seperti lobang hidung ditutup sehingga payah untuk bernafas.Badan tidak bisa digerakkan dan kita sadar dimana berada ,pikiran jalan dan tahu persis siapa orang yang  berada di dekat kita sewaktu kena serangan.Ada 2 cara untuk bisa tersadar atau untuk keluar dari serangan waktu tidur itu.1).Orang yang tidur di dekat kita menyentuh atau menggoyang goyang bahagian tubuh kita .Tetapi orang tidur disebelah kita kan tidak tahu bahwa sedang ada serangan gangguan itu.Cara yang dilakukan agar orang yang tidur didekat kita tahu kita kepingin digoyang bahagian tubuh ialah dengan mengerang kuat kuat sehingga kita akan dibangunkan.Adakalanya perasaan kita sudah mengerang kuat tapi ternyata yang tidur disamping kita itu tidak mendengarnya.Rupanya hanya perasaan sudah mengerang kuat tapi suara tidak keluar, dan2).Kita harus mampu menggerakkan salah satu bahagian tubuh.Tetapi untuk menggerakkan sendiri bahagian tubuh ,tangan atau kaki ternyata tidak mudah karena bahagian badan tubuh semuanya terasa kaku sehingga aktivitas yang bisa dilakukan hanya bernafas dan itu juga dengan mulut dan susah serta terasa lelah.Wajar terasa lelah karena oksigen yang masuk kedalam tubuh sangat sedikit tidak sesuai dengan kebutuhannya.
Ketika masih kecil sampai beranjak dewasa saya sering ceritakan " penyakit " ini kepada Mak atau orang orang tua.Mereka menyebut sewaktu tidur saya " ditindih atau ditimpa setan".
Sesuai perjalanan waktu " penyakit " itu masih terus saya derita tetapi saya mulai dapat pola kapan serangan itu datang.Saya perhatikan kalau malam saya banyak membaca sekitar 3 jam kemudian langsung tidur ,potensi kena serang semakin besar.Maka kadang kadang sesudah membaca sekitar 3 jam saya tidak berani tidur di tempat tidur dan ditahankan tidur di kursi.Serangan akan datang kalau tidur di tempat tidur dalam posisi telentang.Memang kalau kita tidur dalam posisi miring serangan relatif kurang tetapi sewaktu tidur kita tidak sadar posisi badan sudah berubah dari miring ke telentang.
Kenapa takut kena serangan karena disamping kesulitan bernafas juga sering dibarengi mimpi buruk dan besok paginya badan terasa lemas.
Karena sudah mulai tahu pola serangannya timbul dalam pikiran saya (maaf saya bukan psikolog ,psikiater atau neurolog) ,mungkin bahan bacaan itu mengendap dalam pikiran dan terbawa sewaktu tidur.Karenanya saya kurangi membaca dan me rileks kan pikiran sebelum beranjak tidur.
Karena saya yakini yang diderita ini sejenis penyakit maka saya mencoba bicara bicara dengan beberapa dokter yang saya kenal.Oleh mereka saya dianjurkan mendatangi sebuah rumah sakit di Jakarta yang punya kekhususan menangani gangguan atau kesulitan waktu tidur yang kata mereka disebut sleep apnea.Sewaktu di Jakarta beberapa tahun yang lalu saya mendatangi rumah sakit dimaksud tetapi ketika itu dokter yang bertugas sedang berada di luar negeri.Oleh petugas saya disarankan datang minggu berikutnya sekaligus diberitahu harus menginap satu malam di rumah sakit karena selama satu malam beberapa alat akan dilekatkan ke tubuh untuk meng observasi tidur saya.Karena saya tidak dapat menunggu satu minggu lagi saya kembali ke Medan dan sampai sekarang belum juga pergi ke rumah sakit tersebut.Dari petugas rumah sakit itulah saya tahu bahwa saya menderita sejenis penyakit yang bernama "sleep paralysis" atau kekakuan waktu tidur.
Sebelum Juli 2016 saya sudah menjadi silent readers di Kompasiana,setiap malam artikel artikel terutama yang berkaitan dengan politik ,ekonomi dan kisah kisah inspiratif saya baca lalu lama kelamaan muncul keinginan menulis di blog bergengsi ini.Mulai 26 Juli 2016 saya menulis di Kompasiana dan lama kelamaan menjadi ketagihan .Waktu yang saya gunakan menulis pada tengah malam.Sesudah beberapa pekan menulis di blog kebanggaan ini saya baru sadar serangan sleep paralysis menjadi jauh berkurang.Saya berpikir apakah ini faktor kebetulan atau memang menulis adalah obatnya.Karena semakin produktif menulis rasanya potensi serangan juga menjadi jauh berkurang.
Seperti yang diutarakan di awal artikel ini ketika banyak membaca pada malam hari kemungkinan bahan yang dibaca menjadi timbunan di otak dan ketika menulis timbunan yang ada di otak tersebut dikeluarkan walaupun tidak selalu ada hubungannya bahan yang dibaca dengan materi artikel yang ditulis.
Kalau benar lah menulis di Kompasiana dapat mengurangi serangan waktu tidur tersebut maka tidak berlebihan kalau dikatakan menulis di blog yang mengusung semboyan " beyond blogging " benar benar sebuah blessing.
Saya tidak tahu apakah benar dengan menulis dapat mengurangi serangan waktu tidur tersebut tetapi bagi rekan rekan Kompasianers yang menderita sleep paralysis silakan mencoba dan menguji yang saya sampaikan.Kemudian kepada para rekan dokter yang juga K' ners saya harapkan juga dapat memberi tanggapan terhadap artikel ini  yang tentunya sangat bermanfaat untuk penderita sleep paralysis seperti saya.
Salam Kompasiana !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun