Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Layakkah Dosen Marah Karena Kalimat Ahok?

16 Januari 2017   19:05 Diperbarui: 16 Januari 2017   19:09 1790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Berbagai penggalan kalimat maupun pernyataan yang muncul pada debat Pilgub DKI sesi pertama tanggal 13 Januari 2017 yang lalu sampai sekarang masih merupakan pembahasan termasuk di blog kebanggaan kita ini.

Salah satu topik yang muncul berkaitan dengan dialog antara Ahok dengan Anies Baswedan.Kedua cagub ini berbicara tentang peningkatan kualitas manusia.
Anies mengawali pembicaraan dengan pertanyaan apa strategi peningkatan mutu kesejahteraan dan  pendidikan di Jakarta?.Menjawab hal itu ,Ahok mengatakan pembangunan fisik tetap penting seraya menegaskan pembangunan secara fisik sudah dikaji untuk pembangunan masyarakat.Hal tersebut juga ditegaskan Ahok untuk menimpali pernyataan Anies yang menyatakan bicara sosial ekonomi bicara manusia ,artinya mutu manusia.Selanjutnya Anies mengatakan kami sejak dulu konsentrasi manusia jangan hanya pembangunan  benda benda mati yang indah di foto .(detiknews.com).

Dalam dialog tersebut terkesan Anies ingin mengatakan pembangunan yang berkonsentrasi pada benda mati tidak memberikan hasil yang optimal karena yang dibutuhkan adalah gagasan gagasan untuk peningkatan mutu manusia DKI. Terhadap hal ini lah Ahok menyergah dengan pernyataan kalau membangun manusia tanpa benda mati  itu ibarat teori ,dosen ngajar di kampus tapi nggak ada action.(detiknews.com).

Terhadap pernyataan inilah yang kemudian oleh Anies dianggap Ahok telah membuat guru dan dosen tersinggung. Kita menyadari guru dan dosen adalah sebuah profesi yang sangat mulia karena merekalah yang mengajari kita sejak dari dulu hingga hari ini.Tanpa guru guru di SD kita tidak akan bisa baca tulis ,berhitung dan begitu seterusnya sampai ke perguruan tinggi para dosen mengajari dan memberikan ilmunya kepada masing masing kita . Mereka adalah manusia manusia yang memberi pencerahan karena selalu mengajari serta memberi dorongan dan semangat. 

Masih terbayang wajah dan mimik para guru di SD dulu yang selalu memacu diri muridnya untuk meraih ilmu setinggi tingginya. Para guru tersebutlah yang berujar bahwa pengetahuan lebih berharga dari harta. Begitu juga para dosen di perguruan  tinggi membekali kita semua dengan pengetahuan terbaru yang kesemuanya bertujuan agar kita dapat hidup layak sebagai manusia.

Ketika dosen pertanian memberitahu kita bahwa untuk meningkatkan produksi hasil sawah diperlukan pembangunan bendungan serta perlunya pemilihan bibit yang bagus dan pemberian pupuk yang tepat ,apakah dosen tersebut yang akan membangun bendungan,menyediakan pupuk dan sebagainya? Tentu tidak karena yang bertugas membangun bendungan itu adalah pemerintah atau mungkin oleh kelompok tani yang mumpuni. Jadi guru atau dosen adalah mereka yang memberi arah,menerangi kemana jalan yang harus dituju. Guru dan dosen adalah manusia manusia luhur yang memberi petuah agar kita tidak tersesat dalam perjalanan kehidupan.Pada konteks inilah jasa dan budi baik manusia manusia luhur tersebut tidak dapat kita lupakan.

Jadi yang bertugas membangun " benda mati" atau prasarana atau sarana itu bukanlah dosen tapi merupakan tugas utama pemerintah.Dengan demikian memang tugas dosen adalah mengajar ,menularkan ilmu pengetahuan dan bukan "the man in action"untuk membangun " benda benda mati". Dalam pemahaman yang demikian tidak terlihat adanya alasan bagi dosen untuk marah kepada Ahok karena kalimat kalimatnya bukanlah bermaksud untuk menistakan profesi yang mulia tersebut. Bahwa kemungkinan Anies merasa tersinggung terhadap Ahok karena seolah olah tersindir bahwa dosen hanya pandainya mengajar dan bukan melakukan sesuatu action itu adalah masalah lain.

Salam Pilgub!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun