Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Unjuk Rasa Hari Ini 211, Tak Ada Tuntutan Bubarkan Banser

2 November 2018   06:48 Diperbarui: 2 November 2018   07:58 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah terjadinya pembakaran bendera oleh tiga orang oknum Banser di Garut pada Senin ,22 Oktober 2018 ,muncullah berbagai unjuk rasa memprotes pembakaran bendera itu.Emosi penghunjuk   rasa tesulut karena yang dibakar itu adalah bendera yang bertuliskan kalimat Tauhid.

Unjuk rasa dalam skala yang lebih luas digelar pada Jum'at,26 Oktober 2018.Secara umum tuntutan yang disampaikan oleh pengunjuk rasa ialah mengutuk pembakaran bendera Tauhid di Garut dan untuk itu agar pelaku pembakaran bendera diproses secara hukum.Selain itu muncul juga suara yang menginginkan agar Banser Ansor dibubarkan.Lebih dari itu para pengunjuk rasa yang berlangsung di Kantor Menko Polhukam juga meneriakkan kata " Ganti Presiden".

Seperti diberitakan BBC News Indonesia ,26/10/2018, di tengah demonstrasi seorang orator dalam unjuk rasa yang disebut " Aksi Bela Tauhid"meneriakkan tagar 2019 Ganti Presiden.Menurutnya Presiden Joko Widodo telah banyak melakukan kebohongan dan mengkriminalkan ulama dan dinilai anti Islam.

" Pemimpin yang bohong mau kita beri kesempatan dua periode atau tidak ? "
" Pemimpin yang zolim ,halal atau haram ?".
Teriakan itu dijawab " tidak" oleh massa .

Kemudian dalam kesempatan itu juga Wakil Ketua Umum Front Pembela Islam ( FPI) Ja'far Shofiq menyinggung juga tentang Banser Ansor.Dia mendesak agar Ketua Umum Banser ,Yaqut Cholil Qoumas ditindak Kepolisian serta meminta maaf karena dianggap telah menghina Islam. "Kalau Banser kerjasnnya  jaga gereja ,persekusi ulama ,dukung LGBT ,itu namanya Banser tapi banci serem " ucap seorang orator .

Kuat dugaan karena unjuk rasa 26 Oktober itu digelar dalam skala yang lebih luas maka pada malam harinya Wakil Presiden Jusuf Kalla telah mengadakan pertemuan dengan pimpinan beberapa ormas Islam di rumah dinasnya. Pertemuan tersebut telah menghasilkan kesepakatan yang isinya untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Selanjutnya pada 31 Oktober 2018 ,pimpinan ormas Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama telah mengadakan pertemuan di Kantor Pusar Dakwah Muhammadiyah dan telah sepakat polemik pembakaran bendera tak perlu diperpanjang . Kemudian polisi juga sudah menetapkan tersangka terhadap dua orang oknum anggota Banser yang melakukan pembakaran bendera pada acara Hari Santri Nasional ( HSN) di Garut.

Berdasarkan beberapa hal yang telah diutarakan sebelumnya terutama dengan telah ditetapkannya dua orang pembakar bendera sebagai tersangka maka banyak yang berpendapat hari ini 2 November 2018 tidak lagi digelar aksi. Namun demikian hari ini aksi unjuk rasa tetap akan dilaksanakan .

Berkaitan dengan hal tersebut mengemukalah pertanyaan dari Wakapolri Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto. " Yang pelaku pembakaran sudah diproses secara hukum ,kalau masih mau demo lagi jadi kita semua bertanya - tanya siapa mereka ini?".( Kompas.com,01/11/2018) . Karenanyalah jenderal polisi berbintang tiga itu mempertanyakan ,rencana aksi demonstrasi pada Jum'at ,2 November 2018 yang diinisiasi oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama ( GNPF-).

Memang banyak juga yang bertanya tanya kemana arah yang dituju oleh aksi hari ini,Bahkan ada yang khawatir aksi tersebut akan menimbulkan benturan antar sesama umat Islam.Ada juga yang menduga apakah aksi ini akan berkaitan Ganti Presiden.

Berkaitan dengan pertanyaan pertanyaan yang demikian ,secara tidak langsung telah dijawab oleh juru bicara Front Penbela Islam ( FPI) Slamet Ma'arif. Dalam keterangannya di Media Center Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo - Sandi ,Jalan Sriwijaya ,Kebayoran Baru ,Kamis 1/11/2018, Slamet menegaskan " Nggak ada sama sekali tuntutan membubarkan Ansor. Itu hoax yang diciptakan ,itu meme kita diubah oknum tertentu " ujarnya ( Detiknews,1/11/2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun