Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sukarno Pernah Canangkan Serampang Duabelas sebagai Tari Nasional

20 September 2017   07:05 Diperbarui: 20 September 2017   13:01 3254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto:Harian Waspada Medan,Minggu,17/9/2017

Ketika duduk di kelas 5 Sekolah Dasar di Padangsidimpuan, Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara , sekitar tahun 1961, saya disuruh Ibu untuk ikut latihan Tari Serampang Duabelas di Gedung Nasional Padangsidimpuan. Ibu mengatakan, untuk mengikuti latihan tari tersebut, kami tidak dipungut biaya, alias gratis/tidak bayar. Menurut Ibu, semua biaya untuk guru dan gedung ditanggung oleh Bupati Tapanuli Selatan, Bapak HM Nurdin Nasution. 

Selanjutnya Ibu menjelaskan bahwa oleh Presiden Sukarno telah dinyatakan Tari Serampang Duabelas akan dijadikan sebagai tari nasional. Demikianlah saya beserta teman teman lainnya ikut belajar tari, yang gurunya didatangkan dari Medan.

Kenangan saya tentang latihan Tari Serampang Duabelas yang akan dijadikan Bung Karno sebagai tari nasional itu muncul lagi ketika Harian Waspada Medan, Minggu (17/9) membuat reportase tentang Festival Tari Serampang Duabelas yang diadakan di Anjungan Sumatera Utara Taman Mini Indonesia Indah pada Sabtu, 9 September 2017.

Harian tertua di Sumatera Utara yang masih terbit itu melaporkan pada acara di TMII itu hadir Sukmawati Sukarnoputri. Apa keterkaitan keluarga Bung Karno dengan Serampang Duabelas?

Bung Karno seperti yang dikatakan ibu saya 56 tahun yang lalu, pernah mencanangkan Tari Serampang Duabelas sebagai tari nasional dan diajarkan di semua sekolah sekolah. Bung Karno, proklamator dan Presiden pertama RI adalah sosok yang punya keinginan besar untuk tetap mempersatukan Indonesia dan salah satu cara yang ditempuhnya adalah menciptakan atau merawat simbol simbol keindonesiaan.

Dari sekian banyak jenis tari yang ada di Indonesia ini, Bung Karno merasa perlu untuk menciptakan sebuah tari nasional. Bung Karno yang berayahkan Jawa dan beribukan Bali itu justru tidak mencanangkan satu tarian Jawa atau Bali sebagai tari nasional. Putra Sang Fajar itu tentu sangat sadar bahwa untuk merawat keindonesiaan dibutuhkan simbol-simbol yang berasal dari berbagai suku bangsa dan tidak harus berasal dari Jawa yang justru penduduk republik ini mayoritas Suku Jawa.

Tentulah ungkapan Bung Karno yang ingin menjadikan Serampang Duabelas sebagai tari nasional juga punya dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. Kalau diperhatikan, Tari Serampang Duabelas gerakannya sangat dinamis, rentak kakinya sangat hidup. Tarian ini juga relatif mudah untuk dipelajari.

Tari Serampang Duabelas berasal dari Kabupaten Serdang Bedagai,Provinsi Sumatera Utara yang diciptakan oleh seniman terkenal Sauti. Tarian ini sekarang dimainkan secara berpasangan oleh pria dan wanita.Tarian yang diiringi musik tradisional ini sebetulnya merupakan satu keseluruhan cerita tentang pertemuan seorang pemuda dan gadis. Disebut tari Serampang Duabelas karena ada 12 gerakan tari yang dimainkan secara berkesinambungan.

Para penari tarian ini mengenakan kostum khusus dengan beragam assesorisnya dan para penari juga akan membawa secarik sapu tangan yang akan mereka gunakan sebagai media pelengkap pada tarian penutup. Bagaimana besarnya perhatian Bung Karno terhadap tarian ini antara lain ditunjukkan oleh bukti, Bung Karno mengirim Sauti serta rombongan penari dan pemusiknya ke berbagai kota di Eropa dalam rangka diplomasi kebudayaan, mengenalkan Indonesia sebagai negara yang baru merdeka kepada masyarakat dunia.

Puluhan tahun kemudian, pada tahun 2014, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Tari Serampang Duabelas sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Kemudian Sauti sebagai sebagai pencipta Tari Serampang Duabelas pada tahun 2015 dianugerahi penghargaan kebudayaan berupa Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebudayaan dari Pemerintah RI.

Menurut sejarahnya, tarian ini pertama kali dipentaskan di Medan, 9 April 1938 pada acara "Muziek en Toneel Vereeniging Andalas" di Grand Hotel. Pemimpin kesenian yang menampilkan tarian Serampang Duabelas ketika itu adalah Madong Lubis. Sesungguhnya pada tahun 1959 secara nasional telah diselenggarakan Sayembara Tari Serampang Duabelas yang pertama di Jakarta. Untuk yang kedua tahun 1960 diselenggarakan di Surabaya dan pada tahun 1963 diadakan di Medan. Betapa artinya arti tari Serampang Duabelas tercermin dalam orasi kebudayaan Sukmawati di TMII, 9 September 2017 yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun