Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Beda Tipis Antara Doa dan Statemen Politik

20 Agustus 2017   21:18 Diperbarui: 20 Agustus 2017   22:14 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Doa yang disampaikan Tiffatul Sembiring pada Sidang MPR tanggal 16 Agustus yang lalu sampai sekarang masih menjadi pembicaraan masyarakat.
Ada yang menyatakan Tiffatul wajar menyampaikan doa seperti itu karena kecintaannya kepada Jokowi sehingga didoakannya agar Jokowi bertambah  gemuk dan tidak lagi kurus seperti sekarang ini.

Ada juga yang berkomentar apakah doa Tiffatul tersebut disampaikan dengan tulus mengingat ia adalah politisi PKS sebuah partai yang berseberangan dengan Jokowi.

Sesungguhnya tidak hanya di Jakarta tetapi di daerah daerah sering juga kita mendengar doa yang berbau politis.
Kadangkala agak sulit membedakan apakah doa yang dikumandangkan itu merupakan permohonan tulus untuk Sang  Pencipta atau sebuah pernyataan yang merupakan sikap ataupun statemen politik.

Penulis pernah mendengar doa seperti berikut ini:

"Tuhan kami dibawah kepemimpinan Bapak B telah banyak kemajuan di daerah kami ini.APBD dan Pendapatan Asli Daerah ( PAD) dibawah kepemimpinan beliau meningkat dengan pesat.Selama Bapak B memerintah ,tingkat kemiskinan di daerah ini sudah menurun jauh dan jumlah penduduk miskin juga menjadi berkurang.

Tuhan kami,dibawah kepemimpinan Bapak B ,puluhan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) telah direnovasi sehingga sekarang kalau masyarakat kami berobat sudah  dilayani dengan baik serta warga merasa nyaman.

Karenanya Tuhan ,mengingat sebentar lagi akan dilaksanakan pilkada ,,kami mohon kepada MU agar ia dapat terpilih kembali untuk memimpin daerah ini lima tahun ke depan".

Terhadap isi doa yang demikian wajar muncul pertanyaan apakah itu murni doa atau sebuah sikap berupa statemen politik yang berisi kampanye .
Isi doa bisa juga digunakan untuk menyudutkan seorang pejabat.

Misalnya doa seperti berikut ini.

"Tuhan kami,dalam dua tahun belakangan ini hasil produksi pertanian kami menurun tajam karena ketiadaan pupuk.Begitu juga halnya dibidang pendidikan dalam dua tahun ini tidak ada satu pun warga daerah ini yang diterima di perguruan tinggi terkemuka.

Tuhan kami,sekarang ini gedung gedung sekolah kami banyak yang tidak dapat digunakan ,atapnya banyak yang bocor serta kalau hujan genangan air memenuhi lantai sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun