Dulu ketika penulis masih berumur sekitar 40 tahun dan belum punya cucu ,sering terlihat di layar kaca ketika Presiden Suharto tiba kembali dari lawatannya di luar negeri ,cucu cucu nya yang masih kecil naik di tangga pesawat.Cucu cucu tersebut ikut menyambut eyang nya yang sudah beberapa hari tidak bertemu.
Pada waktu itu saya beranggapan Ikutnya para cucu menyambut penguasa orde baru itu di tangga pesawat adalah sesuatu yang berlebihan bahkan sesuatu yang terkesan dibuat buat untuk sekedar menunjukkan bahwa Suharto sangat sayang kepada cucu cucunya.
Begitu juga saya ingat ada momen lain ,Suharto bersama cucu cucu nya berdiri di buritan kapal perang milik TNI Angkatan Laut kita.Para cucu kecil Suharto itu memakai pakaian Angkatan Laut yang ukurannya tentu disesuaikan dengan ukuran tubuh mereka.Pada waktu itu saya juga beranggapan ,momen tersebut sengaja dibuat untuk menunjukkan sisi lain dari kepribadian Suharto yang sangat sayang kepada anak anak.
Tetapi sesudah punya cucu ,saya menjadi paham bahwa momen momen Suharto dengan cucunya seperti yang diutarakan sebelumnya adalah sesuatu yang sangat wajar ,sesuatu yang sangat manusiawi.
Sekarang saya sadar bahwa sesudah beberapa hari berada diluar negeri ,penguasa orde baru itu sangat merindukan cucu cucu nya.Karenanya ketika tiba kembali di tanah air "prioritas" utamanya adalah ketemu cucu.
Sesudah tua begini dan telah mempunyai tiga orang cucu ,saya semakin sadar apa arti cucu bagi seorang kakek.
Kalau berbicara dengan teman teman yang sebaya dan juga yang sudah punya cucu maka topik pembicaraan sering mengenai cucu masing masing.
Para teman yang sudah punya cucu juga sepakat ada beda perlakuan kepada anak dibandingkan perlakuan kepada cucu.
Kalau terhadap anak adakalanya kita bisa marah tetapi kalau kepada cucu rasanya tidak ada kakek yang ' berani' memarahinya.
Banyak teman teman yang menyandang berbagai profesi menyatakan sangat senang apabila cucunya memerintahkan sesuatu kepadanya.Malahan ada teman petinggi TNI ,seorang komandan pasukan yang disegani menyatakan akan merasa bangga main kuda kuda an dengan cucu nya.Si Komandan bertindak sebagai kuda dan sang cucu diduk diatas punggung " kuda " tersebut.
Ada lagi teman yang saya kenal yang istilah Medannya seorang preman yang disegani dan ditakuti tetapi katanya kalau menghadapi cucunya  dia menjadi menyerah menjadi mengikuti perintah cucunya.
Mungkin semua orang akan merasakan hubungan emosional yang kuat dengan cucunya.
Jokowi ,Presiden kita tentu juga punya perasaan yang sama dengan para kakek yang lain .Jokowi tentu sangat menyayangi Jan Ethes Sri Narendra ,cucunya dari hasil perkawinan putra sulungnya Gibran Rakabuning Raka dengan Selvi Ananda.
Kompas.com,17/8/2017,memberitakan bahwa putra ,menantu dan cucu Jokowi ini ikut hadir pada perayaan peringatan kemerdekaan RI ke-72 di Istana Presiden.
Pada foto diatas yang dikutip dari Kompas.com (foto dibuat Fabian Januasinus Kuwado) terlihat Gibran menggendong Jan Ethes sementara Selvi ,istri Gibran terlihat tersenyum.
Sudah barang tentu bocah cilik itu tidak mengetahui apa yang terjadi di sekelilingnya.Sudah barang tentu ia tidak mengetahui apa arti peringatan proklamasi kemerdekaan