Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Layakkah Tiffatul Mendoakan Jokowi Agar Tambah Gemuk?

17 Agustus 2017   06:26 Diperbarui: 21 Agustus 2017   22:26 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Doa adalah bentuk pinta manusia kepada Dzat Yang Maha Agung itu .Doa mengandung makna pengakuan manusia bahwa Yang Maha Pengasih dan Penyayang itu lah sumber dari semua kekuatan.Doa juga adalah bentuk pengakuan manusia betapa tidak berdaya nya, betapa lemahnya insan ciptaan NYA  itu sehingga selalu dan senantiasa bermohon kepada Sang Pencipta.

Manusia hanya bisa berikhtiar,bekerja dan untuk keberhasilan semua yang dikerjakannya ,manusia harus selalu berdoa,bermohon.
Dengan demikian doa adalah suatu permintaan kepada Tuhan yang harus diucapkan dan disampaikan dengan tulus.Karenanya  pengucapan doa harus dalam suasana khusyuk dan penuh harap.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius yang suka berdoa sehingga pada berbagai acara selalu diiringi dengan doa.Doa doa yang dilantunkan penuh harap agar acara yang digelar menjadi diberkati atau juga agar tujuan acara berjalan sesuai harapan dari masyarakat yang mendoakannya.

Apabila misalnya sebuah acara atau kegiatan kesenian dilaksanakan maka disana ada doa ,berisi pengharapan agar acara kesenian yang dilaksanakan berhasil dengan baik atau juga di masa yang akan datang kesenian di suatu tempat semakin berkembang.Jadi akan ada selalu kaitan doa dengan thema yang digelar.Kalau acara nya acara kesenian maka doa yang diucapkan berkaitan dengan kesenian dan bukan mendoakan agar hasil pertanian di daerah itu menjadi meningkat.Begitu juga sebaliknya pada acara yang berkaitan dengan pertanian maka yang di doakan adalah yang berhubungan dengan pertanian dan bukan yang berhubungan dengan kesenian.

Akan terasa ada yang kurang lajim apabila isi doa yang disampaikan tidak berhubungan dengan konteks atau thema acara.
Ketika seorang anggota keluarga ,baru selesai wisuda sarjana ekonomi misalnya lalu kemudian diadakan acara syukuran maka doa yang diucapkan tentu yang berkaitan dengan rasa syukur keberhasilan memperoleh gelar sarjana serta diiringi doa agar yang bersangkutan cepat dapat pekerjaan.
Oleh karena anggota keluarga yang diwisuda itu punya badan yang gemuk tentu terasa agak janggal kalau pada doa yang dilantunkan diiringi kalimat," Tuhan ,turunkan lah berat badan anggota keluarga kami ini".

Atau mungkin anggota keluarga tersebut sering terlambat bangun pada pagi hari maka agak janggal juga kalau ada kalimat doa yang berbunyi," Tuhan buatlah anggota keluarga kami ini cepat bangun pagi supaya hidupnya lebih segar".Isi doa yang demikian secara tidak langsung memberitahu hadirin bahwa anggota keluarga tersebut selalu terlambat bangun pagi.

Dalam pemahaman yang demikianlah ,penulis melihat ada yang agak janggal pada isi doa yang disampaikan Tiffatul Sembiring pada acara Sidang Tahunan MPR tanggal 17 Agustus 2017.

Pada acara resmi kenegaraan yang dihadiri oleh Presiden Jokowi,Wapres Jusuf Kalla ,mantan presiden /wakil presiden yang juga disiarkan secara langsung oleh media ,sebagai anggota MPR,mantan Presiden PKS itu mengucapkan kalimat doa penuh harap agar berat badan Presiden Jokowi bertambah.Selanjutnya Tiffatul mengatakan Jokowi saat ini terlihat lebih kurus padahal tekadnya membara untuk membangun bangsa .
Tidak terlihat relevansi isi doa Tiffatul dengan konteks acara kenegaraan yang digelar hari itu.

Apa perlunya mendoakan berat badan Presiden Jokowi bertambah.Bukankah jauh lebih bermanfaat doa tersebut berisi pinta agar Jokowi diberi kekuatan untuk memimpin bangsa ini.
Apakah Tiffatul sekaligus juga ingin memberitahu publik bahwa Jokowi berbadan kurus dan apa ada yang salah kalau presiden ke -7 ini berbadan kurus.Lalu kalau Jokowi bertambah gemuk apa juga kaitannya dengan kemampuannya memimpin bangsa ini.

Belum ada terdengar kaitan antara berat badan dengan kemampuan memimpin.Belum ada juga terdengar pendapat para ahli yang menyatakan berapa puluh kilogram kah berat badan seorang presiden agar mampu memimpin 250 juta rakyatnya.
Kalau demikian apa yang ada di pikiran Tiffatul ketika muncul kalimatnya yang mendoakan agar berat badan Jokowi bertambah?.
Mengingat Tiffatul adalah seorang politikus Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) maka tidak salah juga beranggapan bahwa doanya itu sarat dengan pesan pesan politik.

Seolah olah mantan Menteri Kominfo itu ingin menyatakan bahwa Jokowi kurus karena banyaknya masalah yang dialami oleh bangsa ini.Tidak juga dapat dihilangkan kesan pada isi doanya ,Tiffatul sekaligus ingin memberitahu publik tentang kelemahan Jokowi dalam memimpin.
Pada doa nya dia juga mengemukakan agar Jokowi menghormati ulama.Apakah selama ini Jokowi dianggap tidak menghormati ulama.Dalam doanya Tiffatul juga menyinggung tentang utang negeri ini bahkan juga tentang garam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun