Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi dan Susi Jadikan Kesederhanaan Sebagai Kekuatan

16 Agustus 2017   11:23 Diperbarui: 16 Agustus 2017   22:17 1978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ,Kompas.com (KKP/Didik Heriyanto)

Kalau dicermati sejarah masa lalu kita terutama kerajaan kerajaan besar masa lalu tidak dapat dinafikan pada sebahagian besar kerajaan itu ,istana dan isinya selalu dipersepsikan dengan sesuatu yang wah ,mewah dan hebat.Tentu hal ini tidak berlaku untuk Keraton Jogya dengan tokohnya yang kharismatik Sultan Hamengkubuwono IX. 

Pada upacara upacara besar yang dihadiri oleh raja ,sangat kentara beda raja dengan rakyatnya terutama dari sisi pakaian yang dikenakan ,tempat duduk maupun berbagai atribut dan pernik pernik lainnya yang hanya dikhususkan untuk raja.
Acara yang dihadiri oleh raja terkesan sangat protokoler dan pada acara acara tersebut  raja selalu didampingi banyak pembesar kerajaan.
Pakaian yang dikenakan raja sangat spesial yang sekaligus ingin memberi gambaran bahwa raja adalah seseorang yang sangat istimewa,seseorang yang jauh berbeda dari rakyatnya.

Tetapi gejala seperti itu tidak hanya ditemui pada kerajaan masa lalu tetapi sepanjang perjalanan Republik kita ,hal hal yang mirip dengan keadaan tersebut juga sangat sering kita temui. Pada sebahagian daerah ,para kepala daerah telah muncul sebagai raja raja kecil.Banyak contoh menunjukkan ketika seseorang terpilih dan kemudian dilantik sebagai kepala daerah maka langkah pertama yang dilakukan ialah membeli mobil dinas baru padahal mobil yang ada masih laik digunakan.Mobil baru dibutuhkan karena dianggap mobil menjadi simbol kewibawaan.Semakin mewah mobil yang digunakan maka dalam pikiran mereka, wibawa kepala daerah semakin tinggi.
Begitu juga ada yang berpikiran agar wibawa terus terjaga maka harus ada jarak antara kepala daerah dengan rakyatnya.

Dalam hal yang demikian rakyat sering mengeluh karena sosok yang pada waktu kampanye begitu dekat dengan mereka ,sekarang sesudah menduduki jabatan sebagai kepala daerah terasa begitu jauh.Kepala Daerah menjadi sosok yang berjarak yang seolah olah tidak lagi merupakan bahagian dari mereka. Dalam spektrum suasana kepemimpinan yang demikian maka penduduk Jakarta pada tahun 2012 seperti tersihir dengan kehadiran Joko Widodo, sosok yang memiliki wajah yang " ndeso" ,melakukan blusukan,berdialog dengan rakyat .Rakyat mulai tertarik melihat calon pimpinan nya yang berpakaian sederhana ini. Joko Widodo tidak segan segan memasuki gorong gorong ,menyapa rakyat di perumahan kumuh.Dengan berbagai dukungan politik dan dengan modal kesederhanaan yang demikian kemudian Jokowi terpilih sebagai Gubernur DKI.

Karier politiknya semakin tak tertahankan karena dengan konsistensi nya mempertahankan gaya nya itu dan juga dengan dukungan politik yang kuat ,kemudian pada 2014 ia terpilih menjadi orang pertama di Republik ini. Kita masih ingat dimasa kampanye, kesederhanaan Jokowi ini diekspos secara besar besaran,termasuk berapa harga kemeja yang dipakainya juga diketahui publik.

Sesudah terpilih dan dilantik sebagai RI Satu, Jokowi juga terus mempertahankan kesederhanaan dan kebersahajaan nya. Jokowi tidak segan segan masuk dan minum serta makan di Warung Warung sederhana. Pada Warung Warung sederhana itu ,mantan Walikota Solo itu terlihat tidak canggung untuk duduk,makan,minum dan mengobrol.

Ketika mula pertama menjabat Presiden, Jokowi mengangkat Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan. Pada awalnya banyak masyarakat yang menganggap remeh dengan perempuan kelahiran 15 Januari 1965 ini. Pandangan yang anggap remeh tersebut juga disebabkan karena pendidikan formalnya yang rendah serta pembawaannya yang nyentrik.

Tetapi baru beberapa bulan setelah diangkat jadi menteri,popularitasnya terus melambung karena keberaniannya menenggelamkan kapal kapal asing pencuri ikan.
Masyarakat semakin terkesan dengan Susi bukan hanya karena prestasinya tetapi juga karena nyentrik dan kesederhanaannya. Berbagai pemberitaan di media menunjukkan berbagai foto yang menggambarkan kesederhanaan itu.

Pemilik perusahaan penerbangan Susi Air ini tidak segan segan menaiki kendaraan jenis apapun dalam melaksanakan tugasnya.Adakalanya ia naik mobil resmi,naik sepeda motor bahkan duduk dibahagian belakang picik up terbuka polisi. Susi juga berdialog dengan masyarakat tanpa melihat strata sosial nya.
Seperti yang terlihat pada foto diatas yang dikutip dari Kompas.com. Susi terlihat dengan santai ngobrol dengan tukang batu. Mereka berbincang dengan akrab membicarakan masalah kehidupan keseharian para tukang batu.

Susi dan tukang batu duduk di Warung sederhana yang tempat duduknya juga terbuat dari kayu murahan. Tangan kiri Susi memegang suguhan camilan sementara tangan kanannya memegang Tatakan cangkir berisi kopi agar cepat dingin. Menteri Perikanan itu menyeruput kopi dari Tatakan cangkir dan terlihat ia menyilangkan kakinya.Sebuah momen yang sangat akrab dengan masyarakat kita di kampung kampung ataupun desa.

Seperti itulah kehidupan masyarakat kita di desa ataupun kampung.Mereka berbicara tanpa beban diliputi suasana yang santai. Dengan kesederhanaan yang demikian ternyata wibawa dan popularitas Susi cukup tinggi. Dengan kesederhanaan ,dengan prestasi kerjanya ia mendapat tempat khusus di hati rakyat. Jokowi dan Susi telah menunjukkan bahwa kesederhanaan juga dapat dijadikan sebagai modal politik. Tetapi harus diingat kesederhanaan dapat dijadikan sebagai modal politik sepanjang kesederhanaan itu muncul dari hati yang paling dalam dan bukan sesuatu yang dibuat buat. Kalau pada dasarnya seorang sosok bukan pribadi yang sederhana lalu untuk kepentingan politik seolah olah ia pribadi yang sederhana maka nantinya akan terlihat lucu oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun