Â
BERADA di kaki Gunung Gede, Â sungai-sungai mengalir mengairi lahan pesawahan yang menghampar luas. Walaupun diantaranya sudah banyak yang alih fungsi jadi tanaman besi beton pabrik industri berlampu neon.
Udara yang nyaman membuat oran g betah tinggal berlama-lama di kota yang berpenduduk sekitar 2. 000. 000 jiwa ini. Walaupun terkadang udara terasa panas karena siklus perubahan cuaca atau mungkin karena dampak kerusakan ozon, rumah kaca, dan mungkin juga dampak dari kepadatan penduduk dan dampak keberadaan waduk Cirata.
Itulah sedikit gambaran tentang daerah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang berada pada lintasan dua kota besar, Bandung – Jakarta. Seiring dengan  perkembangan pembangunan,  daerah yang dulu hanya dikenal sebagai daerah lintasan, kini sudah berubah menjadi daerah/kota tujuan.
Dulu orang ke Cianjur hanya untuk beristirahat atau singgah sebentar, sekarang banyak orang yang datang menetap di daerah atau di kota ini, berbisnis, menjadi pegawai, menjadi buruh, Â membuat anak (berkeluarga) atau beranak pinak. Artinya mereka betah tinggal di sini, karena banyak peluang untuk mengadu nasib ditengah-tengah kehidupan masyarakatnya yang ramah tamah.
Daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi , Bogor Bandung Purwakarta ini,  banyak memiliki potensi untuk kemakmuran rakytanya baik yang sudah digali maupun yang belum. Cianjur dikenal pula memiliki  padi varietas lokal Pandanwangi yag menghasilkan beras Cianjur, juga sebagai lumbung beras. Tidak hanya itu, banyak obyek wisata.
Potensi-potensi itu, merupaka modal untuk membangun kemakmuran rakyat Cianjur. Dari potensi-potensi itulah, Bupati Cianjur, H. Irvan Rivano Muchtar, melahirkan gagasan dan ambisinya untuk membangun Cianjur yang lebih baik, diantaranya akan menjadikan Cianjur menjadi Kota Wisata Pangan Dunia.
Untuk merengkuh ambisi itu, dilakukan pelbagai upaya terobosan pembangunan dalam pelbagai sektor kedaulatan pangan, agrobisnis, wisata, usahaha kecil menengah, dan pelbagai usaha lainnya yang dapat mendorong terciptanya Kota Wisata Pangan Dunia.
Keberadaan lahan pangan yang sangat luas terletak di enam wilayah kecamatan di Kabupaten Cianjur, memiliki luas 1.683 hektar, secara komulatif menghasilkan produksi pangan 25.026 ton/tahun. Dalam upaya menjaga kedaulatan pangan lewat pembangunan sektor-sektor unggulan daerah yakni pertanian dan pariwisata. Â
Dengan begitu diharapkan akan semakin mampu mengakselerasi tercapainya kedaulatan, kemandirian, ketahanan pangan serta peluangsebagai destinasi wisata pangan dunia yang berkualitas, originalitas dan higienis atas objek wisata dan produk pangannya.
Dinas Pariwisata Kabupaten Cianjur pada tahun 2017, fokus membangun bidang pariwisata, yaitu pengembangan sejumlah titik untuk menjadi kawasan pariwisata terpadu. Pembangunan saat ini dimulai dari beberapa pintu masuk ke kawasan Cianjur.