Mohon tunggu...
Mohamad Sastrawan
Mohamad Sastrawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Matraman

http://malikbewok.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Budaya Lokal dan Membangun Komunikasi Menjadi Sarana Bela Negara

2 Agustus 2017   14:05 Diperbarui: 2 Agustus 2017   14:07 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Budaya dan komunikasi menjadi dua faktor penting dalam penerapan rencana strategis masa depan Indonesia. Bela Negara yang terus dikumandangkan Kementerian Pertahanan telah menunjukkan bahwa program ini tidak melulu berkaitan dengan aktivitas militer. Menumbuhkembangkan prestasi dan semangat atlet nasional, misalnya, dibutuhkan bela negara, khususnya dengan memberi sentuhan cinta tanah air dan rela berkorban. Nilai bela negara dan cinta tanah air dapat memotivasi para atlet untuk mengharumkan bangsa dan negara di kancah internasional.

Kemampuan fisik atlet harus diimbangi dengan semangat bela negara yang membara, dengan demikian prestasi yang diukir akan kian menakjubkan. Latihan yang maksimal dan profesional menjadi budaya di kalangan atlet. Latihan itu kemudian dibalut dengan perspektif pentingnya kesadaran Bela Negara dan cinta tanah air. Mengapa? Karena dengan kesadaran bela negara yang terpatri akan kian menajamkan semangat mereka untuk menjadi yang terbaik di setiap pertandingan.

Budaya adalah faktor besar yang bisa memainkan peranan penting masa depan Indonesia. Dia bisa bersanding dengan nilai-nilai bela negara yang harus terus dipupuk dan dibesarkan. Untuk daerah rawan konflik, misalnya, perdamaian dan cinta tanah air harus digelorakan di sana. Bela negara melahirkan persatuan dan kesatuan antar sesama anak bangsa. Dengan demikian, akan melahirkan perdamaian yang juga pada akhirnya membawa persatuan, kesejahteraan dan rasa aman yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam menghadapi kehidupan di tanah air yang terancam dengan perpecahan, hal terpenting bukan hanya sebatas menghargai perbedaan. Namun, ada yang lebih penting yakni perlu adanya pengakuan akan perbedaan itu sehingga akan timbul rasa solidaritas. Dari rasa solidaritas ini, kemudian muncul kesadaran bahwa sesama anak bangsa yang lahir berbeda-beda, mereka hidup di atas tanah air yang begitu besar dan diraih melalui perjuangan berdarah para pahlawan bangsa. Ini menjadi penting agar ke depannya tidak ada keinginan untuk memecah belah bangsa ataupun keinginan disintegrasi bangsa.

Budaya yang beragam perlu dimanfaatkan untuk menjalin komunikasi berbagai suku, agama dan ras yang ada di Indonesia. Dengan demikian, mereka akan merasa dihargai dan menjadi bagian dari wilayah dan kedaulatan NKRI. Media sosial harus diarahkan untuk hal yang positif, yakni membangun kesejajaran, persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.

Isu utamanya adalah bela negara dan cinta tanah air, sehingga komunikasi yang dibangun berdasarkan perspektif Indonesia adalah satu dan milik kita bersama yang harus dijaga dan dirawat.

Untuk daerah perbatasan, dibutuhkan perhatian yang lebih serius lagi. Fokus pemberdayaan melalui komunikasi dan dialog interaktif di wilayah perbatasan sangat dibutuhkan. Untuk daerah rawan konflik dan tertinggal, komunikasi interaktif dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan dan pemberian informasi yang benar. Oleh sebab itu, Pemerintah harus membangun jaringan sosial media yang sampai ke daerah terpencil untuk menanggulangi informasi hoax yang saat ini semakin liar.

Selain memainkan isu tentang budaya dan komunikasi, Pemerintah pun harus mampu memberdayakan masyarakat. Pola ini sangat penting, khususnya program pemberdayaan berbasis keluarga, sangat dibutuhkan untuk menjaga persatuan nasional. Sebagai strata sosial terkecil, peran keluarga untuk menjaga persatuan dan kesatuan nasional sangat penting. Bagaimana orangtua mengajarkan anak-anak mereka untuk cinta tanah air dan bela negara. Bahkan, anak-anak pun diajar untuk menghargai perbedaan dan mau berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

Dengan demikian, dibutuhkan pula program Bela Negara untuk generasi muda yang tentunya dibalut dengan wawasan kebangsaan dan nasionalisme tinggi. Banyak sekali kegiatan-kegiatan kepemudaan yang diarahkan ke program Bela Negara. Kegiatan tersebut menanamkan nilai kedisiplinan, kejujuran dan keterampilan sehingga dapat dijadikan penggerak dalam penyebarluasan bela negara di antara generasi muda. Semua itu tentu menjadi program strategis masa depan Indonesia yang lebih baik lagi, yakni melahirkan generasi yang cinta tanah air dan mau berkorban dengan membela bangsa dan negara. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun