Terlibatlah percakapan emak-emak di pasar pagi, mereka membicarakan sidang kasus kematian Mirna Salihin yang diduga karena tewas oleh racun sianida. Kebetulan kasus yang masih alot itu saat ini tengah menunjuk Jessica Kumalawongso. Dia diduga sebagai dalang pembunuhan karena ketika kasus kematian itu dia berada di tempat kejadian dengan bukti-bukti atau keadaan yang cukup meyakinkan. Meskipun akhir-akhir ini ternyata kasus ini semakin mak jelas lantaran banyak pihak yang membela Jessica karena dianggap gak cukup bukti. Tapi fenomena ini ternyata menjadi perhatian publik:
Inem : Mbak, sampeyan liat nggak kasus pembunuhan di TV?
Tuti  : Seng mana mbak?
Niken: Alah, mbak Tuti emang nggak pernah liat tivi to?
Tuti  : Bukannya gak lihat, tapi males lantaran kasusnya gak selesai-selesai, eh malah mirip cerita Uttaran. Itu loh film india yang ngetren. Mosok mbak Inem gak liat juga?
Inem : Sampeyan gak ngliat, bagaimana Jesicca itu kelihatan nyantai ngono? Mosok dikasus malah iso senyum-senyum. Padahal dia dituduh telah melakukan pembunuhan.
Tuti  : Iya loh. Coba lihat mukanya, babar blas nggak ada sedih-sedihnya atau takut sama sekali. Mbok yo ngerasa sedih opo nyesel karena teman dekatnya tewas secara mendadak.
Inem : Lah itu, jangan-jangan Jesicca itu punya penyakit Psikopat, mirip Ryan yang membunuh banyak temennya. Katanya sih dia homo.
Niken : Jangan-jangan Jessica kecewa sama Mirna karena cintanya kandas di tengah jalan. Atau karena lelaki pujaannya ternyata malah diembat sama temannya sendiri.
Tuti  : Eh, mbok ya jangan langsung menuduh!
Inem : Menuduh bagaimana, sekarang kan musimnya perempuan seneng sama perempuan, dan laki seneng sama laki. Dan kebanyakan percintaan model beginian lebih beresiko pembunuhan jika salah satunya merasa sakit hati.