Mohon tunggu...
Mala Silviani
Mala Silviani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ihdinas shiraatal mustaqim.

Berusaha meluangkan waktu untuk menulis, karena dengan menulis saya tahu siapa diri saya sebenarnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasionalisme dalam Modernitas

2 September 2019   11:39 Diperbarui: 3 September 2019   00:37 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

'' Nasionalisme dalam Modernitas  ''

Bismillahirrahmanirrahim..

'' Nasionalisme dalam Modernitas  ''

Kemajuan peradaban merupakan akibat dari mulai ragamnya ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, meningkatnya pemikiran hingga berhasilnya sebuah penemuan. Perubahan zaman memanjakan manusia dengan segala macam ketersediaan dan membuat manusia terbuai mendewakan kemodernan. Ilmu dengan segala macam akibatnya memang tak akan pernah punah, ia akan selalu tumbuh tak terbendung, manusiapun diberikan akal dengan milyaran partikel yang terkandung didalamnya untuk dapat berfikir progresif agar dapat mengikuti kemajuan sebuah zaman.

Sedikit bercerita, beberapa waktu yang lalu pemutaran film Bumi Manusia baru saja dirilis, sebuah novel besar mahakarya Pramoedya Ananta Toer, sang sastrawan besar Indonesia. Tak luput gua pun menjadi salah satu yang antusias akan hadirnya film ini. Film dengan latar belakang yang menggambarkan bagaimana kejamnya sistem kolonialisme pada saat itu memberikan pengetahuan dan kesadaran bagaimana beruntungnya gua tidak hidup dizaman itu. Singkat kata, gua pun datang ke bioskop bersama teman, ketika sudah didalam studio, para hadirin diminta untuk mematikan ponselnya sebagaimana peraturan pada umumnya, namun ada hal luar biasa menarik ketika film akan dimulai, layar bioskop yang besar itu bertuliskan meminta kami untuk berdiri karena lagu kebangsaan Indoneia Raya akan segera dikumandankan, mungkin karena film ini berlatar belakang sejarah bangsa. Sesaat gua pun menengok kanan kiri sekitar untuk memastikan adakah pengunjung lain yang berdiri untuk memberikan penghormatan ? namun nyatanya tak ada satupun yang berdiri hingga lagu selesai, begitupun dengan gua, ada rasa malu dalam diri untuk berdiri meskipun rasa ingin itu ada, rupanya kemoderenan yang gua nikmati pada saat ini mematikan jiwa nasionalisme pada diri dan melumpuhkan akal untuk menunjukan jiwa kebangsaan. Lalu gua bertanya, mengapa ini terjadi ? bukankah tindakan menunjukan cinta negara bukan sesuatu yang memalukan ?

            Bisa jadi selama ini kita tidak tertarik pada latar belakang berdirinya bangsa karena terlalu asyik dengan latar belakang para artis-artis idola, menghabiskan waktu dalam game-game online ternama, terlalu senang berkelana dilayar beranda media massa, hingga menyepelekan hal-hal yang berkaitan dengan bangsa. Padahal mungkin saja bahwa datangnya globalisme merupakan siasat penjajahan dan modernisme merupakan penghancuran kebudayaan. Jangan heran apabila kita sulit untuk berkontribusi memajukan bangsa, dan negara menjadi stagnan karena menghargai jasa para pahlawan pun kita tidak.

            Bahkan bila kita lihat kembali perjuangan bapak pendiri bangsa, bagaimana mereka menghabiskan masa mudanya dalam perjuangan dan pembuangan untuk diasingkan, menjadi ancaman bagi negeri jajahan. Lihat saja Bung Karno separuh hidupnya terkukung dalam penjara kegelapan hanya karena kobaran nasionalisme pada dirinya yang tak pernah menemui titik padam.

Lantas, untuk era sekarang apa yang mampu menjadi indikasi ukuran bahwa seseorang memiliki jiwa nasionalisme ? dan mengapa kemajuan zaman membuat kebanyakan dari kita acuh terhadap keterbelakangan akan sejarah masa lampau negara ? mungkin karena sejarah merupakan hal kuno dan kita melabeli diri sebagai manusia modern sehingga suatu kesulitan bagi manusia modern untuk menyelami sesuatu yang kuno. Baiknya masing-masing dari kita dapat bermonolog akan ini.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun