Mohon tunggu...
Adi Prima
Adi Prima Mohon Tunggu... Administrasi - Photojournalist

Saya adalah seorang freelance photojournalist di Sumatera Barat, memotret satwa-satwa dilindungi, benda bersejarah, tokoh- tokoh besar dan keindahan bentangan alam, adalah kegemaran saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harimau Sumatera dan Puncak Pas Tanah Datar

12 Agustus 2017   10:58 Diperbarui: 12 Agustus 2017   11:37 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harimau Sumatera ( foto : Muhammad Fitrah)

TANAH DATAR. Lepaskan saja harimau disekitar Puncak Pas ini, biar tidak celaka kampung karena ulah muda-mudi, saran pak Haji yang umurnya sudah sekitar 70-an, kepada pengemudi mobil, mengawali maota-ota (diskusi-red) panjang para penumpang mobil travel tujuan Tanah Datar-Padang, pada Minggu (6/8).

Rutinitas mingguan pulang pergi dari Kota Padang ke Kabupaten Tanah Datar hampir setahun ini saya jalani, maklum, baru baranak ketek (baru punya momongan-red). Maota-ota pengemudi dan penumpang sepanjang perjalanan, benar-benar seru dan menghilangkan kantuk. Si pengemudi memang tukang cukia ( korek-korek-red), sedangkan pak Haji benar-benar karakter orang tua minangkabau asli, anti maksiat.

Sebenarnya saya ingin tertawa mendengar solusi pak Haji melepas harimau untuk mencegah maksiat. Tapi ada benarnya juga setelah dipikir-pikir. "Kelakuan muda-mudi di Puncak Pas, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar ini, memang keterlaluan dan sudah tidak rahasia umum lagi," sambung pengemudi travel.

"Mako ka rancak jalan, mako cilako kampuang! Rancak dulu lai, alun ado jalan, tapi kampuang indak cilako! (zaman dahulu, ketika jalan kampung belum sebagus sekarang, tidak ada perbuatan senonoh. Mendingan tidak ada jalan, biar tidak ada perbuatan maksiat-red), ucap pak Haji memotong ucapan pengemudi travel.

Hembusan angin dan indahnya pemandangan Danau Singkarak dari atas Puncak Pas memang memanjakan mata. Sayangnya, tempat yang masih sepi dan agak jauh dari perkampungan warga ini, sering dijadikan tempat nongkrong bagi muda-mudi yang tanpa pengawalan.

Perilaku muda-mudi inilah yang menjadi bahan cerita dan diskusi sepanjang perjalanan. "Jika masih manusia yang disuruh menertipkan, mereka tidak akan takut, suruh saja harimau, pasti mereka ketakutan! "Harimau-nya yang peliharaan atau yang liar pak?" Tanya si pengemudi. "Yang liar lah! Biar dimakan semua, jawab pak haji.

Melihat kondisi kampung sekarang, benar juga kata orang bijak, "Jika yang tua acuh dan enggan menegur, maka yang muda semakin kurang ajar." Orang tua atau ninik mamak di kampung harus turun tangan, supaya tidak celaka kampung. Yang tua-tua harus tetap seperti pak Haji, harus tetap marah, supaya muda-mudi tidak menjadi-jadi kelakuannya.

Namun, terlepas dari harimau yang mau dilepas oleh pak Haji, lokasi Puncak Pas jika dikelola dengan baik, sepertinya akan menjadi destinasi baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Tanah Datar. Pemandangan Danau Singkarak dari ketinggian memiliki sensasi tersendiri.

Tidak hanya ninik mamak di kampung, semua pemangku kepentingan di pemerintahan harus turun tangan supaya semakin bagus kampung.

Maota-ota penumpang dan pengemudi berlanjut terhadap kekaguman ilmu yang dimiliki oleh Dr Zakir Naik, si ahli Kristologi atau ilmu tentang perbandingan agama asal India dan Pilkada Jakarta yang panas kemarin. Maklum, di Minangkabau, ujung-ujung bahasan tidak akan terlepas dari agama.

Kurang beruntung bagi saya, travel sudah sampai di alamat dan harus segara turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun