Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ketika Masjid Dibuat Portable, Ibadah Kian Mudah, Ini Buktinya!

27 Juni 2015   06:26 Diperbarui: 27 Juni 2015   06:26 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mobile Masjid/Ilustrasi Gambar dari Kompas.com 

Saat Anda kesulitan mencari bank untuk bertransaksi, kini ada mobile banking. Tapi terbayangkah saat Anda kesulitan untuk melaksanakan shalat ketika menonton bola, lalu tersedia “mobile masjid” atau “masjid portable” yang bisa berpindah ke mana-mana?  Jangan khawatir, kini tersedia “masjid portable” yang bisa bergerak ke tempat manapun, layaknya layanan mobile banking, poliklinik keliling, atau perpustakaan keliling. Masjid portable itu ada di Kota Bandung yang digagas oleh Direktur Yayasan Masjid Nusantara, Muhammad Sobirin (Kompas.com, 26/6/2015). Unik, mungkin masjid portable yang berasal dari para penyumbang "Rumah Zakat" ini merupakan masjid portable yang pertama di dunia.

Ternyata, inovasi tempat beribadah pun dapat dilakukan. Tidak hanya hard disk yang bisa dibuat portable, tetapi masjid pun bisa. Tertulis jelas di body “mobile masjid” itu kalimat yang menunjukkan fungsinya: masjid On Spot, bersih-bersih masjid, dan kalibrasi kiblat. Layaknya benda bergerak, masjid portable tersebut bisa dipesan untuk disediakan di tempat-tempat keramaian seperti konser musik, pertandingan sepak bola, atau lokasi bencana yang di tempat itu mereka kesulitan mencari tempat ibadah.

Minibus Isuzu L300 yang dimodifikasi menjadi masjid portabel itu mampu mengangkut tanki air berkapasitas 5.000 liter untuk berwudhu. Tersedia pula karpet shaf, genset, sound system, mimbar, mukena, sarung hingga sandal jepit. Media tersebut juga mewartakan bahwa masjid portabel ini bahkan bisa menggelar shalat Jumat yang bisa diikuti oleh 40 hingga 70 orang jamaah. Pendek kata, kini menemui Tuhan untuk beribadah tidaklah sulit, meski di tempat keramaian sekalipun. Inovasi masjid portable ini patut mendapat apresiasi.

Hikmah Shalat dan Kemudahan Masjid Portable

Shalat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh (dewasa), di mana pun dan dalam keadaan apapun sesuai dengan ketentuan syariah. Jika kebetulan sakit dan tidak mampu berdiri, maka boleh menjalankan shalat sambil duduk. Jika masih tidak memungkinkan, boleh sambil tiduran, bahkan boleh dengan isyarat sekalipun. Maka saat seorang muslim atau muslimah kesulitan menjalankan shalat di tempat keramaian, kini ada solusinya, yaitu "Mobile Masjid".

ILustrasi Shalat Berjamaah, Sedang Sujud/Sumber: plus.google.com

Menurut ajaran Islam, shalat hukumnya adalah fardlu ‘ain. Artinya wajib dilaksanakan oleh setiap individu yang memenuhi ketentuan syariat Islam. Namun dalam teknis pelaksanaannya sangat fleksibel, termasuk ketika seorang muslim dalam perjalanan (musafir) dibolehkan “menjamak” (mengumpulkan dua waktu shalat dalam satu waktu) dan atau mengqashar (meringkas bilangan shalat) sesuai ketentuan. Jadi, ajaran shalat itu tidak hendak mempersulit kaum muslimin. Bahkan jika kesulitan memperoleh air untuk berwudlu, boleh bertayammum (menggunakan debu yang bersih/suci) sesuai dengan ketentuan syariah. Begitu pentingnya shalat dan begitu fleksibelnya aturan shalat, maka bagi setiap muslim wajib melaksanakannya, kapan pun dan di manapun. Saat masjid portable hadir, kini menjalankan ibadah shalat menjadi semakin mudah.

Jika kita hayati, sejak niat yang diikuti dengan “takbiratul ikhram” (gerakan takbir, membaca Allahu Akbar), pertanda shalat mulai dijalankan. Saat itu, hamba sedang berkomunikasi dengan TuhanNya. Jika diperhatikan, hampir seluruh bacaan shalat adalah berisi do’a-do’a. Bacaan yang wajib ada dalam shalat adalah bacaan surat Al-Fatikhah, sementara surat-surat yang selainnya boleh dipilih sesuai dengan hafalannya. Shalat diawali dengan takbir, dan diakhiri dengan salam. Berikut ini adalah salah satu doa yang dibaca saat duduk di antara dua sujud:

Rabbighfirli (ampuni aku)

Warhamni (sayangi aku)

Wajburni (cukupi kekuranganku)

Warfa’ni (tinggikan derajatku)

Wahdini (tunjuki aku)

Wa’afini (sehatkan aku)

Wa’fu’anni (maafkan aku)

Ilustrasi Gambar/Muslimah Sedang Duduk Diantara Dua Sujud dan Berdoa/Sumber:alovinghealingspace.blogspot.com

Pengalaman menjalankan shalat sehari-hari dengan khusyu’ memang cukup sulit. Namun tak bisa dipungkiri, sehabis shalat terasa plong, lega rasanya. Saya sekedar sharing, bukan bermaksud menggurui. Saya terinspirasi setelah mengetahui ada inovasi “masjid mobile” di Bandung, yang semakin mempertegas bahwa shalat itu mudah dilaksanakan, any where, any time, di mana saja kapan saja.

Ilustrasi/Sedang Berdo'a/Shutterstock.com

Do’a yang tiap hari dibaca saat duduk di antara dua sujud di atas, kiranya cukup menggambarkan itulah kebutuhan dasar manusia. Karenanya, do’a itu menjadi bagian tak terpisahkan dalam shalat. Harapannya, dengan shalat umat Islam dapat mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar. Hasilnya adalah pribadi muslim yang shaleh, baik shaleh secara individu maupun sosial. Itulah hikmah shalat. Dengan demikian, kehadirannya menjadi rahmat bagi semua makhluk di muka bumi. Sungguh bermanfaat kehadiran “Masjid Portable”, semoga jumlahnya dapat semakin diperbanyak di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun