Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perbedaan Setan Jin dan Setan Manusia

1 September 2017   09:44 Diperbarui: 1 September 2017   09:49 5993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak sedikit yang masih menganggap setan adalah makhluk (ciptaan), sama seperti halnya manusia, hewan, atau malaikat. Bahkan, lebih parahnya lagi, orang mengetahui gambaran setan hanya lewat televisi atau film di bioskop. Setan tak jauh beda dengan pocong, jailangkung, genderuwo dan semacamnya.

Padahal yang disebut setan itu adalah SIFAT, bukan makhluk. Makanya, setan pun bisa berasal dari bangsa jin maupun berasal dari bangsa manusia (minal jinnati wan-naas). Sedangkan di dalam Al Qur'an, jika disebut "asy-syaithan" (kata syaithan yang didahului dengan huruf alif dan lam), maka yang dimaksud di sini adalah IBLIS, setan dari bangsa jin.

Salah satu perbedaan setan jin dan setan manusia adalah jika setan jin menggoda manusia secara halus (soft), sedangkan setan manusia menggodanya dengan cara keras (hard). Setan jin lebih banyak menggunakan cara dengan bisikan-bisikan, rayuan, maupun godaan. Contoh sederhana, ia ingin agar seseorang lalai dalam shalatnya. 

Maka setan membisikinya dengan: "waktu masih banyak, nanti saja shalatnya", "tidak usah shalat dulu, tanggung nih sinetronnya lagi seru", "ngapain shalat berjamaah, shalat sendirian di rumah juga bisa", dan lain-lain. Selain itu, untuk menggoda manusia, setan jin perlu menyiapkan pasukan yang cukup banyak. Jarang sekali ia bekerja sendirian, lha wong dengan pasukan besar saja, mereka belum tentu berhasil menggoda barang seorang pun.

Sementara itu, setan manusia dapat berupa perorangan, kelompok, organisasi, negara/pemerintahan, atau sebuah sistem global. Mereka menggodanya adalah DENGAN SEGALA CARA. Bisa lewat pendekatan kekuasaan, uang, ancaman, pemaksaan, senjata pemusnah massal, lewat peraturan atau perundang-undangan, lewat media, dan sebagainya. Jika setan jin untuk menggoda pasangan remaja agar melakukan perbuatan zina harus menyiapkan ribuan pasukan, sedangkan setan manusia untuk merusak moral bangsa, cukuplah mendatangkan satu orang, misalnya mendatangkan artis porno dunia.

Jika setan jin berniat untuk meracun manusia, maka ia berpikir bagaimana kalau sumur atau sungai diberi racun. Tapi setan manusia lebih lihai, mereka memasukkan racun ke dalam makanan dan minuman yang diproduksi oleh pabrik. Racun itu bisa berupa penyedap rasa, bahan pewarna, bahan pengawet, pemanis buatan, dan bahan kimia lainnya. Dan anehnya lagi, banyak manusia yang malah senang mengonsumsi jenis makanan-minuman ini.

Jika setan jin bersusah-payah menciptakan berhala atau dewa-dewa agar orang menjadi tersesat atau kafir, sedangkan setan manusia menciptakan televisi, smartphone, atau kemewahan dunia sebagai Tuhan-Tuhan baru manusia. Dan anehnya juga, kebanyakan manusia memang memperlakukan benda-benda tersebut melebihi Tuhan.

Di dalam Al Qur'an diperingatkan, godaan setan jin disebut "innahu kana dhaifaa" (sesungguhnya godaan mereka lemah). Sedangkan godaan setan manusia disebut sebagai "innahu kana azhiima" (sesungguhnya godaan mereka amatlah besar). Hingga ada lelucon, untuk mengusir setan jin cukup dibacakan ayat Kursi, sedangkan untuk mengusir setan manusia, perlu dilempar dengan kursi sungguhan.

Sebagaimana disinggung di depan bahwa setan manusia dapat berupa perorangan, kelompok, organisasi, negara/pemerintahan, atau sebuah sistem global. Yang paling berbahaya adalah setan manusia berwujud sebuah sistem. Inilah yang sering kita kenal sebagai sistem DAJJAL. Sistem ini bisa meliputi kapitalisme, materialisme, atheisme, sekularisme, liberalisme,  kampanye seks bebas dan LGBT, dan lain-lain. Kerusakan yang diakibatkan oleh Dajjal bersifat masif, massal, dan global.

Efek sistem Dajjal telah melingkupi seluruh aspek kehidupan manusia. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Mulai dari makanan-minuman, pakaian, peralatan rumah, pekerjaan, pendidikan, dan seluruh dinamika kehidupan manusia. Sistem Dajjal terbesar saat ini adalah bidang ekonomi (keuangan dan perbankan), politik (media massa), dan militer (senjata modern). Hingga semua manusia hampir tak bisa melepaskan diri dari semua itu.

Orang-orang munafik termasuk ke dalam jenis setan manusia atau bagian dari Dajjal. Jika si kafir Fir'aun yang mengaku sebagai Tuhan, kerusakan yang ditimbulkan hanya kepada orang yang percaya saja. Jika kesesatan kafir Quraisy hanya berlaku kepada penduduk Mekkah jahiliyah saja. Maka efek dari kemunafikan Samiri, mampu menyebabkan sebagian besar Bani Israil pada zaman Nabi Musa as menjadi ingkar kepada Tuhan Yang Maha Esa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun