Apabila ada seorang tokoh terkenal atau sosok terpandang di masyarakat dan meninggal dunia, adalah lumrah jika upacara pemakamannya akan dihadiri oleh banyak orang. Apalagi jika tokoh tersebut terkenal dengan kebaikannya, masyarakat umum pun akan berbondong-bondong mengiringi kepergiannya. Namun ada hal berbeda yang terjadi di Jepang dan mungkin ini pertamakali di dunia. Sekitar 3000 orang datang untuk menyatakan rasa belasungkawa yang ditujukan pada seekor kucing!
Mengapa seekor kucing begitu mendapat perhatian besar dan orang-orang pun merasa kehilangan? Tama adalah kucing betina paling terkenal di Jepang dan lahir pada tahun 1999. Berawal ketika kucing yang memiliki 3 warna ini dibawa oleh karyawan Kishigawa Station dan di sebelah tempat kerja mereka, Tama pun diberi sebuah rumah kecil. Saat itu Kishigawa Station masih dikelola oleh Nankai Electric Railway. Pada tahun 2006 Wakayama Electric Railway menggantikan Nankai Electric Railway dan Mitsunobu Kojima, presidennya, diminta oleh pengasuh Tama agar kucing itu tetap tinggal di tempatnya. Entah ide ini datang darimana, Tama malah diangkat menjadi kepala (penjaga) stasiun oleh Kojima. Ide menarik untuk mencuri perhatian publik, seekor kucing menjadi penjaga stasiun kereta api. Sebagai kepala stasiun, nama Tama cepat terkenal di seluruh Jepang dan memiliki puluhan ribu follower di Twitter.
Tama dianggap sebagai pahlawan dan ikon pariwisata di stasiun tersebut karena telah menyelamatkan kebangkrutan dari sebuah jalur kereta api di Jepang. Kepopuleran Tama memberikan berkah sendiri bagi stasiun tersebut. Kehadiran Tama telah memberi pengaruh pada perekonomian setempat. Pada tahun pertama penunjukannya, jumlah penumpang mengalami kenaikan sebesar 10% yang diperkirakan setara 1,1 miliar yen. Jalur kereta sepanjang 14.5 km ini sebelumnya sempat kehilangan 500 juta yen/tahunnya sebelum Tama menjadi kepala stasiun dan per harinya hanya 5.000 penumpang saja. Sebagai tuan rumah di stasiun, keseharian Tama berada di depan pintu untuk menyambut tamu yang datang. Hal ini menjadikan atraksi sendiri bagi pengunjung untuk mengabadikannya dengan foto bersama.
Pada hari Minggu, acara penguburannya mendapat perhatian besar masyarakat dan diperkirakan dihadiri sekitar 3.000 orang, termasuk para pejabat kereta api, dengan upacara mengikuti cara agama Shinto. Menurut Mitsunobu Kojima, presiden Wakayama Electric Railway, jasad Tama akan diabadikan di sebuah kuil dekat stasiun tersebut nanti pada bulan Agustus. Selain itu gelar sebagai sebagai "kepala stasiun kehormatan abadi" pun dianugerahkan pada kucing fenomenal ini.
Masyarakat Jepang memang dikenal sebagai penyuka binatang peliharaan. Tidak mengherankan apabila penghormatan masyarakatnya pada seekor kucing yang dianggap sebagai pahlawan, begitu besar. Ini mungkin bisa dijadikan sebuah cermin bagaimana kita selayaknya memperlakukan juga pada orang-orang yang telah berjasa memberikan tenaganya untuk kontribusi kehidupan rakyat banyak. Seekor kucing saja begitu dimuliakan apalagi terhadap sesama manusia. Penghormatan yang selayaknya diberikan namun tidak perlu terlalu berlebihan.
Â
Â
sumber dan gambar http://www.spiegel.de/panorama/gesellschaft/katze-in-japan-tausende-bei-beerdigung-von-tama-a-1041110.html
Â
Â
Â
Â