Menurut teori kontruktivisme, belajar merupakan proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya, siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realias yang ada di dalam masyarakat. Hal-hal yang dapat kita simpulkan dari teori ini yaitu sebagai berikut.
vPengetahuan yang di dapat oleh siswa bersifat temporer dan selalu berubah
vBelajar merupakan pemaknaan pengetahuan sedangkan mengajar merupakansuatu proses menggali makna.
vOtak berfungsi sebagai alat menginterpretasi sehingga muncul makna yang unik.
vSi belajar bisa memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan yang dipelajari walaupun ia belajar tentang pengetahuan yang sama dengan teman yang lainnya.
vKitalah yang memberi makna terhadap realitas yang ada.
vBelaja dan pembelajaran tidak teratur.
vSi belajar dihadapkan kepada lingkungan belajar yang bebas sehingga mereka cenderung lebih mandiri dan berani mencoba hal baru.
vKebebasan merupakan unsuryang sangat esensial dalam belajar.
vKegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat sebagai interpretasi yang berbeda yang perlu dihargai.
vKebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan.
vKontrol belajar dipegang oleh si-belajar bukan oleh pembelajar.
vTujuan pembelajaran menekankan pada penciptaan pemahaman, yang menuntut aktivitas kreatif-produktif dalam konteks nyata.
vPenggunaan pengetahuan secara bermakna bukan pemahaman saja.
vMengikuti pandangan si-belajar.
vAktivitas belajar dalam konteks nyata yaitu siswa benar-benar mengalami sendiri kejadian untuk dijadikan bahan belajar.
vMenekankan pada proses siswa dalam belajar bukan hasil dari belajar.
Teori ini sangat mengedepankan otak untuk berfikir dimana manusia memiliki struktur kognitif, dan semasa proses pembelajaran, otak akan menyusun segala pernyataan di dalam ingatan serta siswa akan mampu belajar secara mandiri dan tidak pasif lagi dalam belajarnya.