Sejujurnya saya juga tidak paham betul soal olahraga angkat besi. Tetapi semua berubah ketika tahu ada Sri Wahyuni yang akan tampil disana. Saya jadi ingin mendukungnya meski hanya lewat layar kaca.
Bagi saya, sepertinya kemarin adalah kali pertama saya bela-belain untuk menonton pertandingan angkat besi. Bela-belain menganti-ganti saluran televisi karena di saluran lain sedang berlangsung pertandingan bulu tangkis putra beregu yang nggak kalah seru.
Awalnya saya kira pertandingan ini hanya soal angkat besi, lalu selesai. Tetapi ternyata tidak semudah dan sederahana yang saya pikirkan.Setidaknya dari sepanjang saya mencoba memahami bagaimana cara main lewat pertandingan kemarin, ternyata para lifter --sebutan atlet angkat besi- diberi 3 kali kesempatan untuk mengangkat beban. Beban yang saya baru tahu ternyata bisa mencapai lebih dari dua kali berat badan atlet itu sendiri. Wow!
Ada juga istilah dalam angkat besi yang baru saya cari tahu artinya yaitu snatch dan clean and jerk. Snacth adalah dimana atlet mengangkat barbel dalam dua tahap. Sedangkan clean and jerk adalah jenis angkatan tanpa jeda, tanpa boleh menekuk lutut sampai kedua tangan mengangkat beban lurus diatas kepala dengan posisi berdiri sempurna.
Untuk dikatakan sah, lifter harus bertahan bebepa detik sampai juri membunyikan bel. Nantinya, penentuan pemenang dilihat dari skor total dimana skor tersebut dihasilkan dari penjumlahan dua percobaan sukses bernilai tinggi.Yagitulah, ini aja ngartiin dibantu google.
Melihat Sri Wahyuni Bertanding
Berkat prestasi tingkat dunia dalam angkat besi putri 48kg, tidak heran jika cabang olahraga ini menjadi salah satu cabang olahraga unggulan Indonesia.
Saya mulai tahu sosok Sri Wahyni ketika ia berhasil mendapatkan medali perak pada Olimpiade Rio de Janeiro tahun 2016 lalu. Saya rasa bukan saya saja, karena semenjak prestasinya yang mendunia, sosoknya menjadi banyak perbincangan dan sering tampil dibanyak media di Indonesia.Hal itu juga yang kemudian membuat saya jadi tak boleh melewatkan 'aksi'nya pada Asian Games 2018 kemarin.
Ternyata Sri memang membuktikan kehebatannya. Di tahap snatch, Sri Wahyni sempat unggul dengan angkatan seberat 88 kilogram. Sebagai penonton, saya bahagia.Tetapi, pertandingan belum berakhir. Rupanya masih ada babak lain yang harus dilalui Sri Wahyni yaitu clean and jerk. Babak yang rasanya lebih dramatis dan membuat deg-degkan.
Pada tahap clean and jerk, atlet yang berusia 24 tahun ini berhasil dan harus puas pada angkatan 107. Sebab dengan tak diduga-diduga, lifter dari korea utara ternyata memasang angka 5 kilogram lebih tinggi, 112, dan berhasil. Ya, skor total keduanya hanya terpaut 4kilogram dimana total Indonesia sebesar 195kilogram sedang Korea Utara 199kilogram.
Meski tidak berhasil mendapatkan emas, namun total angkatan yang dicapai Sri patut dibanggakan. Dibandingkan pada olimpiade 2016 lalu, nyatanya Sri berhasil meningkatkan total angkatannya sebanyak 3 kilogram,lho.