Mohon tunggu...
Linggar Kharisma
Linggar Kharisma Mohon Tunggu... Politisi - Political Scientist In Digital Creative Industry

Political Scientist

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Bara Kerikil Ridwan Kamil

19 Mei 2017   16:57 Diperbarui: 19 Mei 2017   20:23 2722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung / (Foto: www.mapasnews.com)

Saya bayangkan hari-hari belakangan ini, tidur seorang Ridwan Kamil tak senyenyak biasanya. Mimpinya tak seindah taman-taman yang ia bangun. Juga pikirannya, tak sedingin udara bumi Pasundan yang konon menurut M.A.W Brouwer, diciptakan Tuhan tatkala sedang tersenyum.

Musababnya tentu berasal dari sentimen negatif yang berseliweran di arteri virtual. Mulai dari kabar pembela Syi'ah dan kelompok LGBT, perkara pendirian gereja, hingga tudingan miring mengenai sikap pragmatisnya dalam menerima pinangan partai Nasdem, di gelaran Pilgub Jabar tahun depan.

Sejatinya jauh hari sebelum Emil, begitu kerap ia disapa, pada akhirnya memutuskan untuk mengamini dukungan partai Nasdem, nama Ridwan Kamil merupakan sosok media darling yang cukup fenomenal pasca Joko Widodo terpilih di Pilkada DKI 2012 dan Pilpres 2014.

Sosok Emil yang merepresentasikan dirinya sebagai seorang figur pemimpin muda nan berintegritas, merupakan gambaran yang cukup tegas untuk dijadikan bahan berita berbagai media. Namun segudang prestasi dan popularitas yang berhasil ia bangun di Kota Bandung, kini mendadak dirisak oleh beragam kabar hoax yang melanda dirinya.

Kekecewaan Publik

Pada dasarnya, varian tuduhan negatif yang kini dialami oleh Emil diakibatkan satu hal saja; Ridwan Kamil menerima dukungan partai Nasdem untuk maju di Pilgub Jabar 2018.

Andai saja peristiwa pendeklarasian Emil beberapa bulan lalu urung terjadi, sudah barang tentu berbagai kabar miring yang kini beredar, takkan pernah ada.

Kultur masyarakat Jawa Barat yang dikenal religius dan fanatik terhadap nilai-nilai Islam (97% warga Jawa Barat beragama Islam), tentunya bersebrangan dengan platform yang diusung Nasdem, beserta partai bergenre nasionalis lainnya.

Maka tak salah, jika kemudian Teddy Muhtadin, seorang sastrawan Jawa Barat, menganalogikan hubungan Islam dan kebudayaan Sunda sebagai; "gula jeung peueutna" (gula dan tetesannya). Sangat sulit untuk dipisahkan.

Masyarakat merasa kecewa dengan keputusan Ridwan Kamil, karena dengan tanpa ba-bi-bu menerima secara gamblang dukungan Nasdem tersebut. Harapan masyarakat Jawa Barat sudah jelas, bahwa mereka menginginkan Emil kelak dipinang oleh partai beraliran Islam. Dalam hal ini, secara spesifik dukungan PKS, sebagai partai jawara dalam satu dekade terakhir di tanah Padjadjaran.

Gelombang kekecewaan masyarakat Jawa Barat makin menjadi, setelah menyadari bahwa partai Nasdem jualah yang pertama kali mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI lalu, dan kini terjerat kasus hukum penistaan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun