Pekan ini, di ajang Piala FA, si Setan Merah Manchester United akan menghadapi tim yang entah berapa tingkat di bawahnya dalam hal reputasi, yakni Tranmere Rovers.Â
Anda mungkin tak pernah menyaksikan laga klub ini. Saya pun hanya samar-samar mendengar namanya. Yang pasti saya tak mengetahui sedikit pun informasi tentang klub yang satu ini.
Di balik ketidaktahuan tentang seluk-beluk klub ini, saya terdorong untuk mengharapkan hasil yang bagus bisa dipetik oleh tim yang tercatat telah berusia 135 tahun itu. Apakah karena saya tak menyukai MU yang tengah terpuruk?
Berbagai Alasan Mendukung Tim Sepak BolaÂ
Orang mendukung sebuah tim sepak bola dengan berbagai alasan. Para penggemar klub-klub papan atas semacam Barcelona atau Liverpool mungkin menyukai tim-tim yang sarat prestasi.
Pada sisi lain, ada orang yang memuja seorang pemain demikian fanatiknya. Maka tak heran bila orang semacam ini akan "mengikuti" ke mana pun sang idola berlabuh. Ia akan menjadi pendukung tim mana pun yang dinaungi sang pemain pujaan hati.
Berbeda halnya dengan sebagian Bobotoh atau Bonek dan pendukung klub sepak bola yang mirip polanya.Â
Para simpatisan Persib dan Persebaya itu mungkin lebih terdorong semangat kedaerahan dalam mendukung klub-klub pujaan mereka. Tak peduli siapa pelatih dan para pemainnya, juga prestasinya.
Di antara berbagai alasan tersebut, rasanya tidak ada satu pun yang bisa mewakili cara saya mendukung sebuah tim sepak bola. Cara saya menyukai tim sepak bola tidak seperti itu.
Ketika penyelenggaraan Piala Dunia tahun 2018 yang lalu, dua tim yang paling saya dukung adalah Jepang dan Korea. Mereka adalah tim-tim terbaik asal Asia yang berlaga di sana. Meskipun terdapat beberapa negara Asia lainnya yang juga ambil bagian dalam perhelatan sepak bola terakbar dunia itu, tetapi kedua negara asal Asia Timur itu menunjukkan penampilan yang lebih apik.
Pada ajang Liga Primer Inggris yang disebut-sebut sebagai salah satu kompetisi sepak bola terbaik dunia, saya selalu mengharapkan Tottenham Hotspur meraih hasil yang bagus.Â