Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Bagus Kahfi yang Gagal Bergabung dengan Arsenal

1 November 2019   16:52 Diperbarui: 1 November 2019   16:56 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kompas.com

Sebuah kabar tersiar dari perjalanan Garuda Selection yang berkiprah di tanah Mbah-nya sepak bola dunia. Kabar itu mengandung dua makna yang sangat berlawanan. Pada satu sisi, kabar itu membanggakan dan menggembirakan, tetapi pada sisi yang lain menyusul kabar yang menyedihkan dan menyesakkan dada.

Mulanya Per Mertesacker, pelatih Akademi Arsenal menyatakan kekagumannya atas kemampuan seorang Bagus Kahfi, penyerang Garuda Selection. Ia pun mengungkapkan minatnya untuk merekrut anak muda gondrong itu ke dalam tim yang diasuhnya.

Tentu saja ini sebuah berita yang membanggakan dan menggembirakan bagi penggemar Garuda. Saat ini sepak bola kita sedang dalam kondisi amat terpuruk. Tim nasional senior babak belur dibantai lawan-lawannya yang sebagian besar berasal dari negara-negara sekawasan, Asia Tenggara.

Asosiasi sepak bola nasional juga baru saja dikenai denda karena ulah penonton Indonesia yang tak terpuji dalam sebuah pertandingan berskala internasional. Dalam beberapa laga domestik, penonton pun bikin kerusuhan yang memperburuk citra sepak bola. Dan yang paling parah, meskipun masih dalam tahap penyelidikan, terungkap banyaknya kasus pengaturan skor dalam kompetisi sepak bola nasional.

Di tengah kondisi suram persepakbolaan nasional yang demikian, kabar "prestasi" Bagus Kahfi tentu sangat menyenangkan hati. Ia menjadi salah satu harapan yang akan menceriakan wajah persepakbolaan tanah air.

Namun apa boleh dikata. Kegembiraan itu hanya bisa kita rasakan sesaat saja. Hanya dalam satu atau dua tarikan nafas kita. Cerita selanjutnya, keprihatinan kembali melanda.

Masih dalam kesempatan yang sama, Mertesacker kembali mengungkap fakta. Ada sebuah peraturan di negara tempat bernaung klubnya yang tak memungkinkan Bagus merapat di tanah Inggris mengikuti Liga di sana. Seorang pemain dari luar Inggris hanya boleh bermain dalam Liga-Liga di Negeri Tiga Singa hanya jika peringkat FIFA negaranya tak terpaut jauh dengan negara yang kini berperingkat empat dunia.

Untuk membandingkan posisi Inggris dan Indonesia, rasanya tak perlu mengerling ke papan peringkat FIFA. Jika dipaksakan untuk menyatakan keadaan ini dalam rangkaian kata-kata, mungkin peribahasa "Bagai Pungguk Merindukan Bulan" bisa mewakilinya.

Peringkat FIFA

Kini kita akan meninjau dan memproyeksikan peringkat FIFA negara Inggris dan negara kita. Sesuai daftar yang dikeluarkan FIFA, Inggris masih kokoh berada dalam kelompok empat besar dunia. Sementara itu, Indonesia berada pada posisi 171 dalam himpunan negara-negara anggota FIFA.

Ini bukan sebuah perbandingan yang, kata orang Inggris, "apple to apple". Tak bijak kita membandingkan buah semangka dengan buah langsat. Jangankan dengan Inggris, dibandingkan negara-negara tetangga saja kita berada di bawah. Lihatlah peringkat mereka dalam daftar FIFA: Singapura (159), Malaysia (158), Myanmar (147), Filipina (126), Thailand (109), dan Vietnam di posisi ke-97.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun