TEORI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN
Teori belajar kognitif memandang bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pemikiran guru kepada anak. Tetapi anak harus aktif secara mental dan fisik untuk membangun struktur konitif pengetahuannya berdasarkan tingkat kematangan kognitif yang anak miliki. Aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak berarti secara aktif membangun konsep pengetahuannya dari aktivitas pengalaman fisik. Pembelajara dalam pandangan kognitif lebih menekankan pada proses yang titik tumpunya adalah anak serta berorientasi pada pembentukan pengetahuan dan dan penalaran anak. Hal tersebut disebabkan misi dari pembelajaran kognitif adalah meningkatkan dan membangun kemampuan anak dalam memperoleh, menganalisis, dan mengolah informasi secara tepat serta menumbuhkan kemampuan anak untuk memecahkan masalah.
Toeri belajar kognitif menuntut adanya integrasi pengetahuan struktur konitif yang dimilki anak sebelumnya dengan pengalaman baru sebagai proses belajar anak. Untuk itu, ada beberapa ciri pembelajaran dalam pandangan kognitif antara lain :
- Guru menyediakan berbagai pengalama belajar bagi anak secara konkret
- Guru menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar bagi anak
- Guru berusaha mengintegrasikan proses pembelajaran dengan situasi yang merealistik dan relevan dalam kehidupan nyata anak
- Guru berusaha mengintegrasikan proses pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran
- Guru melibatkan anak aktif secara fisik, emosional, dan sosial
Menurut Sugihsrtono dkk. (2007:115), proses pembelajaran dan pendidikan dalam pandangan teori belajar kognitif menekankan pada tercapainya beberapa tujuan pembelaran dan pendidikan itu sendiri.
- Menghasilkan individu anak yang memiliki kemapuan berfikir untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
- Kurikulum dirancang sedemikian rupa agar terjadi proses konstruksi pengetahuan oleh anak sendiri dalam belajar.
- Peserta didik diharapkan aktif dalam kegiatan belajar sesuai karakteristik dirinya dalam belajar.
- Guru berperan sebagai mediator, fasilitator, dalam proses konstruksi pengetahuan anak.
Teori belajar kognitif menekankan proses pembelajaran yang berpusat pada anak. Oleh karena itu, guru bukan sumber utama dalam belajar dari seorang anak dan bukan kepatuhan anak tanpa alas an terhadap perintah guru. Evaluasi tidak melihat dari apa yang dihasilkan, namun lebih menekankan proses yang dilalui dan dijalani dengan keberhasilan anak dalam mengorganisasikan pengetahuan sebagai tujuannya. Bukan itu saja, evaluasi juga melihat kedalaman, keluasan pemahaman, dan pemakaian bahasa anak serta kejelasannya, keruntutan pemikiran dalam mengemukakan gagasan lisan dan tulisan.