Mohon tunggu...
Humaniora

Ketertarikan Fisik

31 Mei 2017   13:08 Diperbarui: 31 Mei 2017   13:20 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meskipun kesamaan dan perbedaan itu penting, hal itu tidak menjelaskan letupan-letupan atau gelora yang menghangatkan hubungan romantis daya tarik fisik. Para psikolog tidak berpendapat bahwa hubungan ketertarikan dengan keindahan fisik tidak sejelas yang diinginkan banyak orang. Penelitian yang kompleks mengenai peran ketertarikan fisik menemukan adanya peruahan standar mengenai apa yang dianggap menarik. Kriteria untuk kecantikan dapat berbeda-beda, tidak hanya antar budaya, namun juga seiring dengan berjalannya waktu di dalam budaya itu sendiri.

Cantik yang ideal untuk wanita di amerika serikat adalah yang yang penuh berisi. Pentingnya kesamaan juga berlaku dalam hal fisik. Kita biasanya mencari seseorang yang sesuai dengan level kita dalam ketertarikan terhadap karakteristik fisik maupun atribut sosial. Hasil dari penelitian menguatkan hipotesis perjodohan yang menyatakan bahwa meskipun secara abstrak kita memilih seseorang yang menyerupai level ketertarikan kita sendiri. Akan tetapi, studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa hipotesis perjodohan tidak bertahan sampai pasangan menikah.

Dalam enam bulan pertama pernikahan, satu-satunya kaitan antara ketertarikan dan berbagai aspek dalam relasi pernikahan adalah bahwa suami yang menarik merasa kurang puas. Juga, dibandingkan kesamaan, perbedaan daya tarik antar pasangan, dapat memperprekdisi perilaku mereka antara antara satu sama lain secara paling baik. Keduanya berperilaku lebih positif ketika istri lebih menarik dan berperilaku lebih negatif ketika suami yang lebih menarik. Makanya, meskipun daya tarik yang sudah dicocokkan memainkan peran kuat di awal relasi, pengaruhnya akan berkurang dalam pernikahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun